Jakarta - Indonesia berkomitment mencapai target pengurangan emisi dalam Paris Agreement dan mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat dengan memaksimalkan kekayaan sumber daya alam. Pada September 2022, Indonesia bahkan telah menyampaikan Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) dengan target pengurangan emisi meningkat dari sebelumnya 29 persen menjadi 31,89 persen pada 2030.
Menurut Arifin komitmen untuk mendukung target NZE juga telah disampaikan dalam G20 Energy Transition Ministerial Meeeting di mana para menteri energi G20 telah sepakat untuk mempromosikan dan berinvestasi di teknologi dan pendekatan berkelanjutan.
“Ini juga mencakup langkah-langkah efisiensi energi dan berbagai jenis energi terbarukan teknologi nol dan rendah emisi lainnya termasuk teknologi EBT," katanya.
Selain masalah teknologi, Arifin menambahkan akses finansial juga menjadi faktor penting untuk mempercepat transisi energi. "Berdasarkan IEA (International Energy Agency), hanya sekitar 50 persen teknologi yang tersedia untuk mendukung transisi energi," katanya.
Karena itu Arifin mengajak semua pihak untuk ikut berkontribusi dalam penerapan strategi mendukung transisi energi menuju ekonomi rendah karbon. Tidak hanya pemerintah dan pebisnis, peran pengembang energi termasuk pengguna seperti sektor komersial dan industri juga dibutuhkan untuk mendukung upaya ini.
“Dukungan dari manufaktur lokal dan industri sangat penting agar tercipta manfaat mempertimbangkan Indonesia punya potensi mineral dan mineral kritis sebagai bahan mentah untuk solar PV, baterai dan kabel listrik," kata Menteri ESDM. (hw/ebs)
Load more