Jakarta - Dr. K.H. Abdurrahman Wahid atau akrab dipanggil Gus Dur merupakan Presiden Indonesia keempat yang menggantikan Presiden B.J. Habibie periode 1999-2001.
Salah satu kegiatan Gus Dur selama menjabat sebagai presiden yang menjadi sorotan adalah lawatannya ke luar negeri.
Namun dibalik lawatannya ke berbagai negara, dan pertemuannya dengan berbagai pemimpin negara, cerita menarik ketika Gus Dur bertemu dengan Presiden Amerika Serikat ke-42, Bill Clinton.
Padahal saat itu, rencananya laki-laki yang lahir di Jombang, Jawa Timur itu hanya diberi kesempatan setengah jam untuk berbicara dengan Bill Clinton.
“Mbak Yeni cerita benar atau tidak, tadinya Bill Clinton hanya mau menerima Gus Dur hanya setengah jam,” kata Jaya Suprana.
Pertemuan yang rencananya hanya berlangsung setengah jam itu berlarut-larut sampai lebih dari satu jam hingga Protokoler Presiden menghentikan obrolan itu.
“Ditunggu-tunggu sampai satu setengah jam gak selesai-selesai sampai tidak salah protokolernya yang nyetop waktu itu. Kok bisa begitu lama, ngapain saja dengan Bill Clinton?,” tanya Jaya.
“Ya ngobrol, podo (red, sama) Presiden e,” kata Gus Dur berkelakar.
Diketahui dalam pertemuan itu, Gus Dur menceritakan kisah presiden Amerika serikat antara John F. Kennedy dan Dwight D. Eisenhower.
Menurut Gus Dur suatu hari John F. Kennedy mengundang wartawan dan memperlihatkan lubang tongkat golf di belakang meja tulis Presiden.
Bukannya mengatakan secara jujur bahwa lubang itu tempat tongkat golf, Kennedy malah mengatakan kepada wartawan, lubang tersebut merupakan perpustakaan Eisenhower.
“Saya ceritain kepada Bill Clinton di belakang meja tulisnya itu, meja tulis Presiden itu ada apa namanya bolongan kecil gitu. Dulu tempatnya Eisenhower menaruh tongkat golf-nya itu. Nah Presiden Kennedy lalu mengajak wartawan ke situ, ini perpustakaan Eishenhower,” ungkap Gus Dur.
Lebih lanjut, Gus Dur mengatakan gara-gara leluconnya itulah yang membuat pertemuan mereka menjadi lebih panjang daripada jadwal yang sudah ditentukan.
“Nah dia senang, saya dongengi seperti itu,” jelas Gus Dur. (rem)
Load more