Gemuruh Banjir Palembayan
- esdm.go.id
Derasnya luapan air menghantam pemukiman warga di tepi sungai. Tiga kampung lenyap seketika. Lebar sungai yang semula 25 meter membesar sampai 250 meter. Akibatnya 1.511 jiwa di Palembayan terpaksa mengungsi dan menelan korban jiwa kurang lebih 165 orang. Sementara 100 orang lebih masih proses pencarian. "Itu harus upayakan dievakuasi. Harus dicari," perintah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat melihat langsung lokasi bencana.
Empati Sosial Bahlil
Kisah serupa dialami Ahmad (23 tahun). Ia mengungkapkan perjuangannya lolos dari terjangan air dan lumpur. Tak sadar saat bangun dari kasur kamarnya, luapan air membuat kondisi dalam rumahnya seperti malam hari. "Tadinya saya pasrah, tapi setelah itu saya putuskan keluar. Anehnya kok tiba-tiba surut. Langsung saya keluar," jelas pemuda berambut ikal.
Ahmad merasa kebingungan saat keluar, ia tak melihat satupun keluarganya. Bahkan ia sempat membantu bayi saat mencari tempat pelarian. Sesaat membopong, ia tak kuat menahan tangisnya saat bayi tersebut meninggal. "Akhirnya saya taruh di puing-puing biar gampang dicari. Saya ga tau itu anak siapa. Saya diminta segera menyelamatkan diri daripada nanti ada banjir susulan," jelasnya yang baru setahun pindah dari Ciledug, Tangerang.
Selama dua hari, Ahmad kebingungan mencari keluarganya di lokasi pengungsian. "Dari hari Kamis sore, Sabtu baru ketemu. Tapi adik perempuan saya belum ketemu sampai sekarang. Sudah saya cari-cari lagi," jelas pemuda tiga bersaudara tersebut.
Di tengah reruntuhan yang menyisakan duka, Bahlil menyempatkan diri berbincang hangat dengan warga terdampak. Ia langsung menaruh perhatian pada masa depan anak-anak masyarakat setempat.
"Tolong dipikirkan sekolah anak-anak, jangan sampai berhenti terlalu lama. Kasihan mereka. Berikan perlengkapan sekolah untuk mereka dan segera diperbaiki sekolah mereka yang rusak," ujar Bahlil. Ia menegaskan pentingnya kelanjutan proses belajar meski bencana melumpuhkan banyak fasilitas.
Selain itu, langkah Bahlil mengejutkan usai melihat sapuan banjir tak mengubah kokohnya struktur masjid tua yang tetap kokoh berdiri. "Masya Allah, ini kuasa Allah. Masjid ini bangunan tua tahun 80-an. Secara pondasi memang kuat," selorohnya.
Load more