Transformasi Industri Ramah Lingkungan, Ribuan Pohon Jadi Tameng Emisi Karbon Kejar Target NZE 2060
- Istockphoto
tvOnenews.com - Dalam beberapa tahun terakhir, isu pengurangan emisi karbon menjadi perhatian utama di berbagai negara, terutama negara-negara maju yang telah lebih dulu menetapkan target ambisius dalam mengatasi perubahan iklim.
Uni Eropa, misalnya, mencanangkan European Green Deal yang menargetkan penurunan emisi hingga 55% pada 2030. Sementara Jepang dan Korea Selatan telah mencanangkan komitmen Net Zero Emission (NZE) pada 2050 melalui transisi energi, peningkatan ruang hijau, dan pengelolaan industri rendah karbon.
Upaya global ini memberikan gambaran bahwa peran kolaboratif antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat sangat penting dalam mempercepat adaptasi terhadap perubahan iklim. Untuk memulai langkah serupa, terdapat beberapa tips sederhana yang dapat dilakukan di level individu maupun institusi.
Pertama, memperbanyak ruang hijau dan menanam pohon yang memiliki daya serap karbon tinggi, sebuah strategi yang terbukti efektif berdasarkan data U.S. Forest Service, yang menyebutkan bahwa pohon berperan signifikan dalam menyerap CO₂ sekaligus memperbaiki kualitas udara.
Kedua, mendorong penggunaan energi bersih serta efisiensi energi di lingkungan rumah maupun industri. Ketiga, membangun pola produksi dan konsumsi yang lebih bertanggung jawab, misalnya melalui pengelolaan limbah, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, hingga pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.
Keteladanan institusi dan kawasan industri juga menjadi faktor penting dalam mendorong transformasi menuju ekosistem rendah karbon. Banyak negara telah memperluas penerapan green industrial estate yang mengutamakan ruang terbuka hijau (RTH), manajemen limbah terpadu, serta penggunaan energi terbarukan.
Melansir dari berbagai sumber, konsep tersebut mulai berkembang pula di Indonesia seiring meningkatnya perhatian terhadap keberlanjutan lingkungan.
Salah satu langkah konkret yang dilakukan di Indonesia terlihat melalui inisiatif penanaman 10.000 bibit pohon yang diadakan Holding BUMN Danareksa bersama tujuh kawasan industri anggotanya. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung pengurangan emisi karbon di kawasan industri.
“Penanaman 10.000 pohon ini merupakan kontribusi nyata dalam mendukung pengurangan emisi karbon sekaligus meningkatkan kualitas udara di lingkungan kawasan industri. Aksi nyata ini merupakan komitmen kami untuk membangun ekosistem industri yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Corporate Secretary & CSR Holding BUMN Danareksa, Agus Widjaja.
Inisiatif ini juga sejalan dengan roadmap keberlanjutan yang tengah dikembangkan perusahaan. Roadmap tersebut menekankan pentingnya pengurangan jejak karbon, peningkatan Ruang Terbuka Hijau, penerapan konsep green industrial estate, serta pengelolaan lingkungan dengan standar ESG (Environmental, Social, Governance).
Pohon-pohon yang ditanam mencakup jenis-jenis dengan daya serap karbon tinggi seperti trembesi, tabebuya, ketapang kencana, dan beberapa pohon peneduh lain yang efektif meningkatkan kualitas udara.
Selain menyerap karbon, keberadaan pohon ini juga mendukung konservasi tanah, menjaga keanekaragaman hayati, mengurangi suhu udara, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat bagi masyarakat sekitar kawasan industri.
Kegiatan penanaman pohon ini telah dilakukan sejak 2024 sebagai bagian dari kontribusi terhadap agenda pemerintah dalam percepatan transisi energi dan pembangunan industri rendah karbon.
Langkah ini juga mendukung target nasional Net Zero Emission (NZE) 2060. Penanaman 10.000 pohon diperkirakan dapat menyerap sekitar 28 ton CO₂ per tahun, memberikan kontribusi langsung terhadap mitigasi perubahan iklim.
Aksi tersebut dilakukan serentak di berbagai lokasi, termasuk Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP), Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Kawasan Industri Makassar (KIMA), Kawasan Industri Medan (KIM), dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
Holding BUMN Danareksa saat ini mengelola tujuh kawasan industri strategis seluas 7.800 hektare yang menaungi lebih dari 1.600 tenant dari 25 negara dan menyerap sekitar 300 ribu tenaga kerja. Kawasan industri tersebut dirancang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi modern yang terintegrasi dengan prinsip keberlanjutan.
- Ist
“Kawasan industri Holding BUMN Danareksa didesain untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi modern, terintegrasi, serta mengedepankan aspek lingkungan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus memperkuat program TJSL yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan yang selaras dengan Asta Cita Pemerintah,” tutup Agus.
Inisiatif ini menunjukkan bagaimana upaya kolektif antara perusahaan, kawasan industri, dan pemerintah dapat menjadi langkah signifikan dalam menciptakan ekosistem industri yang lebih hijau.
Dengan memperluas program serupa, Indonesia berpotensi mempercepat pencapaian target lingkungan sekaligus berkontribusi dalam upaya global mengurangi emisi karbon. (udn)
Load more