Dari Energi Surya hingga Panas Bumi, 5 Langkah Nyata Percepat Transisi Energi Bersih di Indonesia Menuju Nol Emisi 2060
- Istockphoto
tvOnenews.com - Upaya global menuju energi bersih semakin meningkat dalam satu dekade terakhir. Laporan International Energy Agency (IEA) mencatat investasi dunia pada energi hijau mencapai lebih dari US$ 2,8 triliun pada tahun 2024.
Negara seperti Jerman, Tiongkok, dan India telah membuktikan bahwa energi terbarukan bukan hanya menyelamatkan lingkungan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan. Indonesia sendiri memiliki potensi besar dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang bersumber dari tenaga surya, air, angin, dan panas bumi.
Melansir dari laman Climate Policy Initiative (CPI), total investasi sektor ketenagalistrikan Indonesia pada periode 2019–2023 mencapai US$ 38,02 miliar. Namun, untuk mencapai target iklim nasional dibutuhkan investasi sekitar US$ 19,4 miliar per tahun hingga 2030.
Data tersebut menjadi pengingat bahwa transisi energi memerlukan strategi pembiayaan yang lebih efisien, terarah, dan kolaboratif. Keberhasilan transisi energi tidak hanya bergantung pada besar dana yang tersedia, tetapi juga bagaimana investasi tersebut mengalir ke sektor yang tepat.
Agar upaya transisi energi berjalan lebih cepat dan efektif, berikut lima langkah konkret yang direkomendasikan:
1. Prioritaskan Energi Surya dan Air Sebagai Pilar Utama
Indonesia memiliki potensi energi surya sebesar 3,7–20 gigawatt (GW) dan tenaga air lebih dari 75 GW, menurut data Kementerian ESDM. Pemanfaatan lahan non-produktif, atap gedung, dan kawasan industri bisa mempercepat pengembangan tenaga surya nasional.
Peningkatan efisiensi panel surya dari 4% menjadi 16% dapat menurunkan biaya produksi listrik hingga Rp 731 per kWh, jauh lebih hemat dibanding listrik dari diesel yang mencapai Rp 2.541 per kWh.
2. Dorong Kemitraan Publik-Swasta dalam Investasi Hijau
73,72 persen pembiayaan listrik nasional berasal dari sektor swasta, menunjukkan peluang besar untuk memperkuat kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha. Skema kemitraan publik-swasta (PPP) dapat membantu mempercepat pembangunan proyek energi bersih tanpa membebani anggaran negara.
Insentif fiskal seperti penghapusan pajak impor peralatan EBT dan kebijakan tarif listrik ramah lingkungan bisa menarik minat investor dalam negeri maupun luar negeri.
3. Tingkatkan Transparansi dan Arahkan Dana ke Proyek Rendah Karbon
Salah satu tantangan dalam pembiayaan energi bersih adalah ketimpangan data. Dengan sistem data yang lebih terbuka melalui Dasbor Pembiayaan Sektor Ketenagalistrikan Indonesia, investor dapat menilai proyek secara lebih tepat dan mengalirkan dana ke sektor energi rendah karbon yang lebih produktif.
4. Manfaatkan Potensi Panas Bumi dan Angin Secara Optimal
Panas bumi merupakan sumber energi stabil dan ramah lingkungan yang bisa diandalkan. Saat ini pembangkit berbasis panas bumi dan tenaga air menjadi penerima dana terbesar karena dianggap paling efisien.
Pemerintah dapat memperluas eksplorasi panas bumi dengan melibatkan lembaga riset dan universitas, sehingga teknologi dan sumber daya manusia Indonesia semakin siap menghadapi transformasi energi global.
5. Edukasi Publik dan Bangun Budaya Hemat Energi
Transisi energi tidak hanya soal pembangunan infrastruktur, tetapi juga perubahan perilaku masyarakat. Edukasi publik tentang manfaat energi terbarukan seperti panel surya rumah tangga, kendaraan listrik, dan kebiasaan hemat energi perlu diperluas.
“Transisi energi Indonesia terus bergerak maju, namun keberhasilannya bergantung pada bagaimana investasi tersebut mengalir ke sektor yang tepat,” ujar Tiza Mafira, Director of CPI Indonesia. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, permintaan terhadap energi hijau akan naik dan mempercepat peralihan dari bahan bakar fosil.
Keberhasilan transisi energi di Indonesia sangat bergantung pada kerja sama lintas sektor dan kebijakan yang berbasis data. “Dengan data yang transparan dan terperinci seperti yang tersedia di dasbor kami, para pembuat kebijakan dan investor dapat menargetkan investasi dengan lebih tepat untuk mempercepat transisi Indonesia menuju masa depan rendah karbon,” tegasnya.
Dengan potensi alam yang melimpah dan dukungan kebijakan yang semakin kuat, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin energi bersih di Asia Tenggara. Melalui langkah-langkah nyata seperti efisiensi, kolaborasi, dan edukasi, target nol emisi bersih 2060 bukan sekadar wacana, melainkan masa depan yang bisa diwujudkan bersama. (udn)
Load more