DPRD Surabaya: Pemajuan Kebudayaan Surabaya, Tidak Hanya Dilestarikan
- Istimewa
tvOnenews.com - DPRD Kota Surabaya sedang membahas Raperda Pemajuan Kebudayaan. Ada 2 fokus utama yang akan dibahas di Raperda ini yaitu, pemajuan kebudayaan dan nilai kepahlawanan. Nilai kepahlawanan harus tidak hanya dilestarikan tapi juga harus dimajukan dan diterapkan dalam kehidupan sehari hari.
“Supaya budaya kita lebih maju, jadi tidak hanya pelestarian kebudayaan saja tapi budaya kita juga harus maju dan kalau bisa sampai ke international. Banyak turis mancanegra yang merasa nyaman datang ke Surabaya karena warga Surabaya dikenal dengan keramahannya, jadi warga Surabaya juga diharapkan mengenalkan budaya Surabaya agar budaya Surabaya semakin dikenal,” ujar William Wirakusuma usai wawancara talk show dengan tvOne.
William berharap nantinya di setiap sekolah bisa menambahkan ekstra kulikuler tentang budaya Surabaya dan lebih memperkenalkan nilai kepahlawanan terhadap siswa siswi. Selain menggunakan pakaian batik sekali setiap minggu dan menggunakan pakaian adat sekali setiap bulan, nantinya akan ada peraturan baru setiap tanggal 10 setiap bulan di semua sekolah wajib menggunakan baju adat jawa timur atau baju pahlawan.
Selain itu juga nantinya diharapkan ada satu hari setiap minggu yang bisa menggunakan bahas Surabaya. Kalau sekarang sudah ada hari berbahasa inggris, dalam sehari komunikasi menggunakan Bahasa inggris, harusnya Bahasa Surabaya juga bisa digunakan sehari dalam seminggu. Terutama di hari sekolah agar anak anak semakin kenal dengan Bahasa asli Surabaya yang mungkin sekarang ini belum banyak yang tau.
DPRD Kota Surabaya telah bekerja sama dengan komunitas seni dan budaya di Surabaya sejak awal dalam pembahasan Raperda pemajuan kebudayaan. DPRD Kota Surabaya sangat membutuhkan masukan dari para pelaku seni dan budaya di surabaya dalam setiap perumusan masalah untuk Raperda Pemajuan Kebudayaan ini.
Terkait dengan event budaya yang sering dianggap sebagai ceremonial, kedepannya diharapkan semua event kebudayaan dan kepahlawanan ini akan diusahakan agar lebih menarik lagi ditengah efisiensi anggaran.
“Sebenernya saat ini sudah banyak event kebudayaan seperti ludruk itu sudah mulai ada sentuhan modern tanpa merubah ciri khas ludruk dan ceritanya. Jadi mungkin bisa ditambahkan sedikit cerita lebih modern, atau bajunya tapi masih tetap dengan pertunjukkan ludruk,” imbuhnya.
Surabaya juga sedang menghadapi dualisme kepengurusan kebudayaan, DKS & DKKS. DPRD Kota Surabaya berharap agar dualisme ini saling merendahkan hati untuk memajukan kesenian di Surabaya. Nantinya juga akan Dewan Kebudayaan Daerah dan semoga bisa bekerja sama dengan baik dengan DKS maupun DKKS. Jangan merasa bahwa ini adalah saingan tapi harus saling bekerja sama demi kemajuan kebudayaan Kota Surabaya.(chm)
Load more