Guru Besar UI Puji Pidato Prabowo yang Kontras dengan Trump di PBB: Mantap!
- Antara
tvOnenews.com - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Prof. Hikmahanto Juwana, menyebut pidato Presiden RI Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 sebagai salah satu momen bersejarah. Ia menggambarkan pidato itu sebagai penegasan posisi Indonesia yang berani, bernas, dan berpihak pada keadilan dunia.
“Ternyata di luar dugaan saya. Mantap! Saya bilang mantap,” ujar Hikmahanto dalam sebuah wawancara di YouTube Kompas.com berjudul “Prabowo Tantang Israel Akui Palestina, Hikmahanto: Itu Namanya Pahlawan” dikutip Rabu (24/9).
“Wah menggelegar ya! Menggelegar pokoknya. Apalagi disandingkan dengan Presiden Trump.”
Menurut Hikmahanto, pidato Prabowo menegaskan posisi Indonesia sebagai negara berkembang yang patuh pada hukum internasional, kontras dengan gaya negara besar yang kerap mengabaikan aturan.
“Itulah kalau misalnya negara besar dia ngomong ngelantur kanan kiri sampai lebih dari 15 menit yang dialokasikan mungkin 45 menit ya. Jadi, kalau negara besar itu suka-suka, sementara kita ini negara berkembang, kita patuh pada aturan, patuh pada hukum-hukum internasional. Nah, itu yang disampaikan oleh Presiden Prabowo ya,” jelasnya.
Hikmahanto menilai Prabowo menawarkan pendekatan baru dalam isu Palestina–Israel.
“Beliau tahu bahwa Israel itu sangat ingin punya hubungan diplomatik dengan Indonesia. Maka itu digunakan bargaining chip itu oleh Presiden Prabowo untuk mengatakan, ‘Saya akan akui kamu, tapi akui dulu Palestina.’ Ya, itu nggak pernah dilakukan oleh presiden-presiden sebelumnya,” ujarnya.
Ia juga menekankan kontras antara Prabowo dan Trump.
“Kalau dikontraskan, maka pertanyaannya misalnya apakah PBB itu perlu atau tidak? Apakah climate change benar atau tidak? Begitu kan. Trump akan bilang itu tidak ada artinya. Sementara Pak Prabowo bilang, ‘Wei, itu ada perannya,’” kata Hikmahanto.
Lebih jauh, Hikmahanto menyebut Prabowo menunjukkan komitmen nyata untuk mendorong perdamaian dunia, bukan sekadar retorika.
“Beliau mengatakan kalau nanti ada dimandatkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membentuk pasukan perdamaian, maka saya 20.000 anak-anak saya laki dan perempuan akan saya kontribusikan, kalau perlu lebih dari 20.000,” ungkapnya.(chm)
Load more