SKSG UI Dorong Pemprov Jakarta Wujudkan Kota-15 Menit dengan Libatkan Kampung-Kota
- Istimewa
Jakarta,tvOnenews.com-Pemprov DKI Jakarta harus proaktif melibatkan komunitas dan warga di kampung-kampung kota saat menginisiasi konsep Kota 15 Menit yang kini gencar disosialisasikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jakarta. Menurut urbanis dari Sekolah Kajian Pengembangan Perkotaan SKSG Universitas Indonesia Assoc.Prof. Lin Yola, Ph.D, pemetaan dan pelibatan komunitas dan warga di kampung-kota di pinggiran Jakarta penting karena keunikan Jakarta yang dikelilingi bufferzone, wilayah penyangga yang memiliki kompleksitas tersendiri.
Kampung-kota dan komunitas juga memiliki modal sosial, kearifan lokal hingga infrastruktur yang akan memudahkan proses pengintegrasian aktivitas warga di sekitar kawasan Transit Oriented Development (TOD). "Tidak perlu mulai dari nol saya kira," ujar Lin Yola dalam Diskusi Exploration Talks: "Reaching Jakarta in 15 Minutes", serial diskusi bagian untuk menyambut Jakarta Innovation Days (JID) 2025 di Universitas Indonesia (UI), Salemba, Jakarta Pusat.
Apalagi, ujar Lin Yola, berdasarkan riset Prodi Kajian Pengembangan Perkotaan SKSG Universitas Indonesia, wilayah di dua TOD yang diteliti pihak SKSG, yakni Stasiun KRL Tanjung Barat dan Stasiun MRT Lebak Bulus memiliki kepadatan spasial dan keanekaragaman aktivitas di sekitarnya, dari perkampungan Betawi, perumahan mewah, pasar tradisional, ritel modern hingga universitas."Kajian kami pada dua TOD itu bisa merefleksikan konsep kota 15 menit (15-minute city) dalam perspektif Carlos Moreno," ujar Lin Yola.
Pelibatan kampung kota juga akan memudahkan proses pengubahan berbagai kebiasaan warga karena di kampung kota terdapat konsep self-sufficient neighborhood (lingkungan mandiri), kemampuan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam jarak yang dekat, tanpa harus bergantung pada kendaraan bermotor atau harus keluar dari kawasan tempat tinggal mereka. "Secara pengubahan mindset akan lebih mudah," ujar Lin Yola.
Lin Yola yang telah meriset praktik berkota 15 menit di sejumlah negara tetangga di Asia Tenggara menyebut pengalaman sejumlah negara tersebut ternyata tak bisa begitu saja diadopsi untuk mendesain Kota 15 Menit yang tengah digencarkan Pemprov Jakarta. "Penting untuk melihat konteks konteksnya," ujar Lin.
Arsitek dan pakar tata kota Prof. Ir. Gunawan Tjahjono, M.Arch.,Ph.D mengusulkan masjid dan toko ritel modern, seperti Alfamart dan Indomaret dipertimbangkan dijadikan basis spasial dan sosial untuk pembangunan Kota-15 Menit. Dengan sedikit penambahan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan warga, masjid yang memiliki lahan yang luas dan kepengurusan yang solid akan bisa memenuhi kebutuhan warga mendapatkan Kota 15 Menit."Perlu ada redesain kota yang radikal. Jika perlu pengakuan hak pribadi atas tanah dicabut oleh negara," ujar Gunawan Tjahjono.
Diskusi Exploration Talks: "Reaching Jakarta in 15 Minutes" bagian dari peta jalan menuju kota global yang diinisiasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dengan menggelar Jakarta Innovation Days (JID) 2025. JID akan berlangsung di Dukuh Atas, pada 21-25 Oktober 2025. Di gelar di kawasan Transit Oriented Development (TOD), JID akan menjadi penanda simbol keterhubungan dan integrasi yang merefleksikan konsep kota 15 menit (15-minute city).
Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Drs. Supriatna, M.T. mengapresiasi penyelenggaraan diskusi yang disebut Langkah maju mendekatkan kebijakan pembangunan kota Jakarta dengan kelompok kajian kota dan lembaga pendidikan. Bagi Prof. Dr. Drs. Supriatna, M.T pembangunan kota seringkali hanya teknis birokratis, kurang menimbang kajian dari akademisi. "Tanggul laut yang kini akan dilanjutkan ke seluruh pesisir Utara Jawa misalnya sangat kurang aspek kajian lingkungannya," ujar Prof. Dr. Drs. Supriatna, M.T. (bwo)
Load more