Tak Banyak yang Tahu, Selama ini Soekarno Ternyata Tak Pernah 'Sentuh' Siti Oetari Nenek Maia Estianty, Bung Karno Bilang...
- Kolase tangkapan layar YouTube Jelajah Sejarah
Jakarta, tvOnenews.com - Presiden ke-2 RI, Ir Soekarno mempunyai kisah hidup yang menarik, terutama soal percintaannya dengan Siti Oetari Tjokroaminoto.
Berdasarkan catatan sejarah, Soekarno di semasa hidupnya mempunyai sembilan istri. Bahkan, Bapak Proklamator Kemerdekaan itu memiliki kisah perjalanan cinta pertamanya.
Bukan tanpa alasan, sebagai sosok Presiden ke-1 RI, kisah cinta almarhum Soekarno hingga kini masih menjadi sorotan publik.
Salah satunya adalah cinta pertama Soekarno, jatuh pada sosok perempuan bernama Siti Oetari Tjokroaminoto, nenek dari Maia Estianty.
Usut punya usut, saat menjadi istri pertama Soekarno, Siti Oetari digadang-gadang sosok mantan pendamping yang tak pernah disentuh Bung Karno.
Benarkah begitu? Mari intip kisah cinta Soekarno dengan Siti Oetari.
Perjalanan Cinta Pertama Soekarno Menikah dengan Siti Oetari
- Kolase Tvonenews.com
Merujuk dari buku Istri-istri Soekarno karya Reni Nuryanti, dkk tahun 2007, Siti Oetari merupakan sosok anak dari keluarga terpandang.
Tak ayal, Siti Oetari merupakan anak dari tokoh di Sarekat Islam sekaligus guru politik Bung Karno, Haji Oemar Said Tjokroaminoto.
Awal mula kisah percintaan mereka bermula ketika Soekarno masih muda, kebetulan waktu itu Bung Karno masih bernama Kusono.
Soekarno kala itu sempat menumpang di kamar indekos milik Haji Oemar di Gang VII Peneleh, Surabaya.
Selama tinggal di kamar indekos tersebut, Soekarno bertemu dengan Siti Oetari. Bung Karno saat itu masih berusia 18 tahun, sedangkan nenek Maia Estianty itu baru 14 tahun.
Perkenalan dengan Siti Oetari tak lepas dengan sifat Soekarno yang mudah akrab dengan keluarga Haji Oemar, selain berbaur di dunia politik.
Siti Oetari punya panggilan manja langsung dari Soekarno, yakni sering disebut "Lak".
Saat suasana senja, Soekarno sering merau Siti Oetari dengan mengatakan, "Lak, tahukah engkau bakal jadi istriku kelak?."
Siti Oetari hanya menggelengkan kepal, tetapi Soekarno belum menyerah dengan kembali bertanya kepadanya.
"Kau ingin tahu?," tanya Soekarno.
Siti Oetari dengan rasa penasarannya langsung menjawab, "di mana?."
Soekarno pun menjelaskan, "Kau ingin tahu? boleh, orangnya dekat sini. Kau tak usah beranjak karena orangnya ada di sebelahku."
Siti Oetari tetiba hanya diam membisu sambil tersenyum. Tanpa sadar, putri dari sosok berpengaruh itu juga mengutarakan perasaannya.
"Aku juga mencintaimu," ungkap Siti Oetari.
Pada akhirnya Soekarno dan Siti Oetari menikah pada 1921. Bung Karno saat itu telah berusia 20 tahun dan nenek Maia Estianty itu berumur 16 tahun.
Bung Karno Tak Sentuh Nenek Maia Estianty
- Kolase Tvonenews.com
Pernikahan ini menjadi momentum Soekarno berhasil menemukan cinta pertamanya. Menariknya, momen sakral tersebut hanya berlangsung sederhana.
Usut punya usut, pernikahan keduanya tanpa didampingi dengan hasrat layaknya suami istri.
Merujuk dari otobiografi Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Siti Oetari ternyata tak pernah merasakan sentuhan dari Soekarno.
"Kami tidur berdampingan di satu tempat tidur, tetapi secara jasmaniah kami sebagai kakak beradik," ngaku Soekarno.
Soekarno secara terbuka mengatakan, pernikahan dirinya dan dengan Siti Oetari bukan didasari karena hawa nafsu, melainkan berdasarkan rasa cinta.
"Bahkan kami satu sama lain sejujurnya tidak memiliki keinginan melakukan sebagai layaknya suami-istri. Maksudku, dia menyukaiku dan aku menyukainya, tapi perkawinan kami bukan didasari rasa birahi menyala-nyala," beber Soekarno.
Soekarno menikahi nenek Maia Estianty itu juga bentuk penghormatan dirinya kepada sang guru yang menjadi ayah istri pertamanya tersebut.
Lantas, apakah kebenaran ini terbukti? Sejarawan asal Belanda, Lambert Giebels menyoroti keraguan atas pengakuan Soekarno ini.
Giebels menulis keraguannya dalam biografi Soekarno yang mengacu bahwa Siti Oetari adalah sosok wanita muda yang memiliki daya tarik.
Menurut Giebels, tak mungkin sekelas Siti Oetari tidak pernah disentuh oleh Soekarno.
(abs/hap)
Load more