Bukan DN Aidit, Ini Dia 2 Dedengkot PKI yang Lebih Dihormati Uni Soviet Bahkan Dididik Langsung oleh Stalin
- Common Wiki
Jakarta, tvOnenews.com – Nama DN Aidit selama ini dikenal sebagai tokoh utama Partai Komunis Indonesia (PKI), sekaligus sosok yang paling sering dikaitkan dengan peristiwa berdarah G30S/PKI 1965.
Namun jauh sebelum Aidit naik menjadi pucuk pimpinan, ternyata ada tokoh lain yang jauh lebih berpengaruh, bahkan disebut sebagai “kaki tangan langsung Uni Soviet” di Indonesia.
Sosok itu adalah Musso, pentolan komunis yang mendapat mandat langsung dari Moskow.
- Wikipedia
Musso yang bernama asli Munawar Musso sudah aktif dalam pergerakan komunis sejak masa kolonial Belanda. Ia sempat dipenjara karena pemberontakan PKI pada 1926, lalu pada 1935 memutuskan pergi ke Moskow.
Di negeri komunis itu, Musso berhubungan langsung dengan Joseph Stalin dan mendapat doktrin internasionalisme proletar.
Bahkan pada 1948, ia pulang ke Indonesia dengan misi besar yakni menyamakan haluan PKI dengan garis komunis internasional.
Lewat doktrin yang disebutnya “Jalan Baru untuk Indonesia”, Musso ingin agar Republik Indonesia tidak jatuh ke pengaruh Amerika Serikat, melainkan masuk orbit Uni Soviet.
Pemberontakan Madiun 1948
Tak lama setelah kembali, Musso langsung mengguncang Indonesia dengan memimpin Pemberontakan PKI Madiun 1948. Peristiwa ini dikenal sebagai salah satu tragedi paling kelam dalam sejarah republik.
- Kolase Tvonenews.com
Pasukan PKI menyasar banyak pihak yang dianggap musuh ideologi mereka, mulai dari ulama, kiai pesantren, aparat pemerintah, polisi, hingga bupati dan gubernur.
Puluhan hingga ratusan korban dibantai, bahkan jasad-jasad mereka dibuang di sumur tua di Jawa Timur.
Tragedi ini disebut sebagian sejarawan lebih mengerikan dibanding peristiwa G30S/PKI 1965, karena skala kekejamannya yang meluas dan menargetkan langsung tokoh agama.
Namun pemberontakan PKI Madiun tidak berlangsung lama. Pemerintah melalui TNI di bawah komando Jenderal Sudirman bergerak cepat menumpas perlawanan PKI sejak 21 September 1948.
Musso yang sempat melarikan diri akhirnya terkepung di sebuah rumah warga di Ponorogo. Pada 31 Oktober 1948, ia ditembak mati di Sumoroto.
Jenazahnya dibawa ke RS Ponorogo untuk diawetkan, lalu dibakar secara diam-diam. Itulah akhir hidup Musso, pentolan PKI yang paling ditakuti.
Load more