Anehnya Permintaan Terakhir Dedengkot PKI DN Aidit sebelum Ditembak Mati: Saya Mau...
- istimewa
Jakarta, tvOnenews.com – Nasib tragis dialami Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) Dipa Nusantara Aidit atau yang akrab dikenal DN Aidit.
Usai ditangkap pada 22 November 1965, tokoh besar PKI itu sempat diinterogasi di markas Brigade Infanteri 4.
Awalnya, Aidit direncanakan akan dibawa ke Semarang untuk menjalani persidangan. Namun perjalanan hidupnya justru berakhir di sebuah sumur tua di Boyolali.
- Dok. Film Pengkhianatan G30S PKI
Kolonel Yasir Hadibroto Komandan Brigif 4 Infanteri sekaligus orang dekat Jenderal Soeharto kala itu, memerintahkan agar Aidit segera “dibereskan”.
Tugas eksekusi kemudian diserahkan kepada Mayor Trisno, yang memilih sumur tua sebagai lokasi akhir Aidit.
Sebelum dieksekusi, Aidit masih sempat meminta kopi dan rokok. Dalam interogasi, ia mengaku bertanggung jawab atas peristiwa G30S 1965.
Bahkan, Aidit sempat memohon untuk dihadapkan langsung kepada Presiden Soekarno, namun permintaan tersebut ditolak.
Di tepi sumur, Aidit diberi waktu sekitar 30 menit.
- IST
Bukannya menyampaikan pesan terakhir, ia justru melontarkan pidato berapi-api dan menyebut dirinya masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Kabinet Dwikora. Aksi itu membuat para algojo kian geram.
Tak lama kemudian, peluru dilepaskan dan tubuh Aidit roboh. Jenazahnya lalu dilemparkan ke dalam sumur tua, ditimbun dengan batang pisang, kayu, serta tanah, sebelum akhirnya dibakar untuk menghilangkan jejak.
Aidit menjadi pemimpin terakhir PKI yang pada awal 1960-an menjelma sebagai partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok.
Namun riwayat politiknya tamat di Boyolali, tanpa sempat diadili secara resmi.
Load more