Masyarakat Diimbau Tak Termakan Provokasi di Balik Duka Affan Kurniawan
- Tangkapan layar tvOne
Jakarta, tvOnenews.com - Tewasnya Affan Kurniawan seorang pengemudi Ojek Online (Ojol) pada saat aksi demo menolak kenaikan gaji DPR RI memantik sejumlah reaksi publik.
Pendiri Haidar Alwi Institute, R. Haidar Alwi turut menyampaikan duka mendalam terkait peristiwa Affan Kurniawan.
Menurutnya peristiwa ini harus dipahami dengan hati yang tenang bukan dengan amarah yang membakar.
Sebab, kata Haidar, setiap duka rakyat adalah amanah yang wajib dihormati namun sangat berbahaya bila duka itu dijadikan alat untuk memecah belah.
“Jangan biarkan duka ojol diperalat atau dipolitisasi. Waspadai narasi provokatif yang ingin menunggangi kesedihan ini. Yang kita butuhkan sekarang adalah ketenangan, bukan provokasi,” kata Haidar, Jakarta, Sabtu (30/8/2025).
Haidar mengapresiasi langkah cepat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang langsung menemui keluarga korban di RSCM pada Jumat (29/8/2025) dini hari.
Lebih jauh, Listyo juga menegaskan bahwa proses hukum berjalan transparan.
"Ini yang penting dipahami, kejadian ini adalah peristiwa penuh duka, bukan niat represif. Justru dari sikap terbuka Kapolri kita melihat negara berani introspeksi dan memperbaiki diri,” katanya.
Haidar Alwi mengajak masyarakat untuk tidak terburu-buru menyimpulkan, melainkan memberi ruang bagi proses hukum berjalan dengan adil.
Ia berpesan bahwa dalam setiap musibah besar selalu ada pihak yang berusaha membelokkan duka menjadi alat politik.
“Kita harus waspada. Jangan biarkan narasi provokatif menjerumuskan kita. Emosi bisa membuat kita kehilangan arah, padahal aparat sudah menunjukkan tanggung jawab dan keterbukaan,” katanya.
Di sisi lain, Haidar menilai langkah Presiden RI, Prabowo Subianto saat ini tengah membawa Indonesia ke panggung dunia.
“Di saat kita berduka, mari jangan lupakan langkah besar yang sedang ditempuh bangsa ini. Presiden Prabowo sedang memperjuangkan diplomasi dan martabat Indonesia. Jangan biarkan duka kita dimanfaatkan oleh mereka yang ingin mengikis kepercayaan rakyat pada pemerintah dan aparatnya,” jelasnya. (raa)
Load more