News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali

KPID Jakarta: Penyiaran Garda Terdepan Penjaga Pancasila di Tengah Ketimpangan Media Digital

Memperingati Hari Penyiaran Nasional dan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025, KPID Jakarta menegaskan bahwa penyiaran merupakan garda terdepan menjaga Pancasila.
Senin, 2 Juni 2025 - 07:00 WIB
KPID Jakarta saat merayakan Hari Penyiaran Nasional yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025.
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, tvOnenews.com - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memperingati Hari Penyiaran Nasional yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2025.

Kegiatan berlangsung di Jakarta dengan rangkaian Fun Walk, hiburan, talk show literasi media, dan dilanjutkan Rapat Koordinasi Nasional KPI di Hotel Tavia.

ADVERTISEMENT

GULIR UNTUK LANJUT BACA

Wakil Ketua KPID Jakarta, Rizky Wahyuni, mengatakan momen ini menjadi refleksi penting atas peran strategis penyiaran nasional di tengah gempuran era digital dan ketimpangan regulasi antara media konvensional dan platform digital global.

“Penyiaran nasional adalah garda terdepan penjaga semangat kebangsaan, toleransi, dan gotong royong. Momentum peringatan Harsiarnas dilaksanakan pada Hari Lahir Pancasila harus jadi pengingat bahwa penyiaran tidak boleh ditinggalkan di tengah arus media baru yang tidak terikat kewajiban nasional,” ujar Rizky.

Menurut Rizky, saat ini lembaga penyiaran nasional menghadapi tekanan yang besar, baik dari sisi ekonomi maupun regulasi. Ia menyoroti bahwa media baru seperti YouTube, TikTok, dan layanan streaming asing menikmati kebebasan beroperasi di Indonesia tanpa tanggung jawab yang setara dengan lembaga penyiaran yang diatur ketat melalui izin siaran, sensor, hingga standar isi siaran.

“Ada ketimpangan playing field yang nyata. Media penyiaran diikat banyak aturan karena kita menjaga kepentingan nasional. Tapi platform asing bisa masuk, menyebarkan konten apa saja, tanpa pengawasan setara. Ini tidak adil, dan ini mengancam posisi penyiaran sebagai benteng ideologi bangsa,” tambahnya.

Diakui Rizky, tanpa playing field yang adil, KPI juga akan sulit menjalankan fungsi pengawasan dan edukasi kepada masyakarat. Program siaran pada lembaga penyiaran konvensional diawasi begitu ketat,  tapi audiens justru lari ke platform digital yang tidak ada pengawasan.

ADVERTISEMENT

GULIR UNTUK LANJUT BACA

“Jika playing field media tidak diatur secara adil, maka juga akan menyulitkan peran KPI sebagai regulator. Di satu sisi kita memastikan tayangan di media konvensional sesuai dengan aturan, namun pemirsa beralih ke platform digital yang lebih bebas menampilkan tanyangan atau siaran tanpa aturan cenderung mengancam nilai-nilai kepancasilaan," ujar Rizky.

Rizky mengatakan bahwa industri penyiaran kini dalam kondisi kritis. Krisis ini bukan sekadar soal ekonomi, tetapi menyangkut masa depan narasi kebangsaan di ruang publik digital. Banyak lembaga penyiaran lokal kesulitan bertahan karena penurunan iklan dan migrasi audiens ke digital.

Halaman Selanjutnya :
Komentar

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

Jangan Lewatkan

Jangan Anggap Sepele! Ini Tanda-tanda Sariawan yang Berpotensi Jadi Kanker Mulut

Jangan Anggap Sepele! Ini Tanda-tanda Sariawan yang Berpotensi Jadi Kanker Mulut

Sariawan umumnya ringan, namun jika tak kunjung sembuh bisa menjadi tanda kanker mulut. Kenali penyebab, gejala, dan cara pencegahannya di sini.
Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Penembakan Massal Brutal di Pantai Australia: 12 Orang Tewas

Kepolisian New South Wales (NSW) menginformasikan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden penembakan massal di Pantai Bondi, Australia, bertambah menjadi 12 orang.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu

Trending

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Sakit Hati Anggota DPR RI Ini Lihat Brutalnya 6 Polisi Keroyok Dua Mata Elang di Kalibata: Saya Minta Kapolri Tindak Tegas, Pecat

Anggota DPR RI, Melchias Markus Mekeng, mendesak Kapolri untuk tidak ragu mengambil langkah tegas terhadap enam polisi mengeroyok dua Mata Elang hingga korban tewas di Kalibata, Jakarta Selatan.
Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Disambut Hangat Masyarakat Lereng Merapi, Kesenian Ludruk Masih Relevan Menjadi Kritik Masyarakat

Kesenian tradisional ludruk kembali membuktikan relevansinya dalam merespons isu-isu sosial kontemporer dan dinamika perjuangan rakyat. Hal ini diangkat dalam pementasan lakon "Ku Tunggu di Jogja" yang dibawakan oleh Komunitas Kegiatan Mahasiswa (KKM) Studi Teater Tradisi (Status) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Omah Petroek, Sabtu (13/12) malam.
Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Eks Manajer Valentino Rossi Yakin Marc Marquez Tinggalkan Ducati untuk Kembali Perkuat Honda

Masa depan Marc Marquez di Ducati masih jadi tanda tanya besar di MotoGP 2027.
Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Jangan Sepelekan Wudhu, Bacalah Doa Terlebih Dahulu agar Shalat Lebih Diterima

Sebelum menunaikan shalat, setiap Muslim dianjurkan untuk terlebih dahulu berwudhu. Berikut bacaan doa sebelum dan setelah berwudhu
Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Update Klasemen Medali SEA Games 2025, Minggu 14 Desember hingga Pukul 18.00 WIB: Jetski Persembahkan Emas ke-38 untuk Indonesia

Kontingen Indonesia menambah perolehan medali di SEA Games 2025, Minggu (14/12/2025).
Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

Selamat Berbahagia, 4 Shio yang Tiba-tiba Cuan Minggu Depan 15–21 Desember 2025: Shio Ular Dapat Bantuan

​​​​​​​Ramalan shio minggu 15–21 Desember 2025 ungkap 4 shio tiba-tiba cuan serta 8 shio stabil dengan nasihat keuangan dan angka hoki masing-masing shio.
Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Profil Lengkap Young Syefura, Anggota Parlemen Malaysia yang Terus Digoda oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi

Berikut profil lengkap anggota Parlemen asal Malaysia, Young Syefura Othman yang terus digoda oleh Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi saat melakukan kunjungan kerja.
Selengkapnya

Viral

ADVERTISEMENT