Waduh! Kemenkes Laporkan Puluhan Jemaah Haji Indonesia Alami Sakit dan Patah Dirawat ke Rumah Sakit
- Kemenkes
Jakarta, tvOnenews.com- Kementerian kesehatan (Kemenkes) telah melaporkan puluhan jemaah haji mengalami sakit di Arab Saudi.
- Kemenkes
Kemenkes melalui Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) telah mencatat pada hari ke-28 pelaksanaan haji di tanggal 29 Mei 2025 bahwa lebih dari 79% jemaah Indonesia.
Jemaah tersebut, masuk kategori berisiko tinggi dengan kondisi utama kategori Lansia.
Diketahui, dari 617 jemaah yang dirawat inap di RS Arab Saudi, 25 orang di antaranya karena permasalahan kesehatan sistem muskuloskeletal (tulang, otot, dan persendian), seperti alami dislokasi, fraktur/patah, bahkan fraktur dislokasi pada tangan dan kaki.
Sehingga banyak pula jemaah Indonesia yang mengalami nyeri pada sendi, serta pembengkakan kaki dan mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan haji kloter (TKHK).
“Kebanyakan jemaah yang mengalami cedera sistem muskuloskeletal berupa fraktur/patah, dislokasi, bahkan fraktur dislokasi adalah jemaah yang Lansia," dikutip dari laman Sehat Negeriku, Sabtu (31/5/2025).
"Dengan kondisi yang rentan jatuh dan beberapa terdorong dari belakang saat turun dari bis maupun saat melakukan tawaf, sai, ataupun terpeleset di kamar mandi yang licin,” ungkap dr. Yudha Mathan Sakti selaku Penanggung Jawab Tim visitasi ke RS King Faisal, RS King Abdul Azis, RS King Abdullah, RS Al Noor dan RS Saudi National-Abeer, Makkah (28/5), dalam laman Sehat Negeriku.
Lebih lanjut, Penanggung Jawab Tim visitasi dr Yudha mengatakan kalau sakit yang dialami jemaah haji umum nyeri sendi, dan pembengkakan kaki banyak terjadi di kalangan jemaah risti.
Dikarenakan aktivitas yang padat dengan berjalan kaki jauh bahkan beberapa diantaranya melakukan umrah berulang kali.
Beberapa penyebab umum yang dialami oleh jemaah, sehingga mengalami permasalahan kesehatan tulang, di antaranya:
1. Kepadatan massa di area yang sangat ramai, terutama saat tawaf, sai, atau turun dari bis, sehingga meningkatkan risiko terdorong, terinjak, atau terjatuh.
2. Kondisi fisik jemaah yang memiliki komorbiditas, permasalahan persendian, osteoporosis, atau riwayat cedera sebelumnya sehingga lebih rentan.
3. Kelelahan yang didorong durasi ibadah panjang dan perubahan cuaca sehingga menyebabkan kelelahan ekstrem, mengurangi konsentrasi, dan meningkatkan risiko tersandung atau terjatuh.
4. Permukaan tidak rata, seperti turun tangga bis, air tergenang sehingga lantai menjadi licin atau penghalang jalan yang tidak terlihat jelas.
5. Berjalan jauh dan menggunakan alas kaki yang kurang tepat.
Kondisi tersebut, umum dialami, terlebih lagi bila berjalan jauh di tengah teriknya matahari dan menggunakan alas kaki yang tidak nyaman, tidak pas, atau licin dapat memicu kaki bengkak dan cedera. (klw)
Load more