Topik tersebut diantaranya meliputi :
1. Prioritas ekonomi dan strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang, dimana hal ini memerlukan visi strategis dan prioritas kebijakan yang terarah.
2. Kebijakan moneter dan keuangan untuk menopang pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, di tengah upaya menyeimbangkan belanja pemerintah dan stabilitas ekonomi makro.
3. Memastikan kebijakan industri yang mendorong pertumbuhan sektor manufaktur dan meningkatkan kontribusi industri manufaktur terhadap PDB sebagai kunci mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
4. Memastikan Indonesia memenangkan posisi dalam dinamika perang dagang yang saat ini sedang berkembang, melalui strategi perdagangan global yang lebih aktif dan beragam, termasuk diversifikasi perdagangan, perluasan pasar dan peningkatan kinerja ekspor.
Co-founder ParagonCorp dan anggota IBC yang juga pembicara di sesi industri di IES 2025 Salman Subakat menyampaikan dukungan terhadap inisiatif IBC untuk mendorong kolaborasi yang lebih erat antara pelaku bisnis dan pembuat kebijakan.
“Kita memerlukan kebijakan yang dapat mendorong sektor bisnis, terutama industri manufaktur, karena sektor ini berperan besar dalam memicu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif dan berkelanjutan,” tandas Salman.
IES 2025 juga menghasilkan komitmen konkret dari berbagai pihak. Beberapa nota kesepahaman (MoU) ditandatangani antara pemerintah, perusahaan swasta dan lembaga internasional untuk mendukung proyek-proyek strategis dibidang energi terbarukan, infrastruktur digital dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).
Salah satu proyek unggulan yang diumumkan adalah pembangunan pusat energi terbarukan di Kawasan Timur Indonesia serta program pelatihan vokasi untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja lokal. IES 2025 diharapkan menjadi katalisator bagi terciptanya langkah-langkah nyata yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan dan inklusif.
(chm)
Load more