“Sebelum berfokus pada pengimplementasian ekonomi biru, hal pertama yang ditemukan adalah tantangan terkait biaya logistik yang relatif tinggi. Untuk itu menyiasati hal tersebut, Aruna berfokus pada pemeliharaan rantai dingin selama proses distribusi dengan memproduksi es gel secara mandiri guna mempertahankan kualitas," ujar Utari dalam keterangannya, Sabtu (14/12/2024).
Selain itu, Aruna memanfaatkan koneksinya untuk mendapatkan solusi cold storage, baik melalui entitas pemerintah maupun swasta.
Dalam penerapan ekonomi biru, Aruna juga menilai industri perikanan dan kelautan memang harus memulai langkahnya dari hal yang mendasar, seperti pemberian pelatihan yang konsisten bagi para nelayan dan masyarakat pesisir.
“Hal ini menantang dan tentu membutuhkan pendampingan dalam jangka waktu yang amat panjang. Harus konsisten dan dimulai dari skala kecil atau skala rumahan terlebih dahulu, sebelum pindah ke skala yang lebih besar, yang mungkin memerlukan peralatan tambahan atau dukungan teknologi yang lebih masif," terang Utari.
Misalnya, pada kasus petani rumput laut.
Setelah mereka siap untuk memperluas produksinya, Aruna dapat menghubungkan petani dengan perusahaan atau program pemerintah yang menawarkan dukungan untuk pertumbuhan dan penskalaan.
“Harapannya, hal ini dapat membantu mengoptimalkan hasil produksi rumput laut dalam negeri, yang sudah hampir mencapai 10.000.000 ton pada tahun 2022 lalu. Indonesia adalah produsen rumput laut terbesar nomor dua di dunia. Banyak sekali hal yang bisa dieksplor, mengingat rumput laut berkontribusi banyak pada produksi plastik yang dapat terurai secara alami dan berkelanjutan, misalnya, selaras dengan wacana tentang bahan ramah lingkungan," jelasnya.
Load more