Direktur PoliEco Digital Insight Institute (PEDAS) itu menambahkan bahwa kebocoran data dapat terjadi karena berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Dari faktor internal, kelemahan bisa muncul akibat kesalahan penanganan data oleh petugas atau akses yang tidak terbatas di lingkungan institusi.
Sementara itu, dari faktor eksternal, ancaman peretasan semakin meningkat di era digital ini. Dengan teknologi yang memiliki sistem enkripsi tinggi, bahaya dari kebocoran data dapat diminimalisir.
“Ini adalah proteksi penting yang seharusnya menjadi standar di institusi yang mengelola data masyarakat. Harus diwajibkan formulasikan teknologi enkripsi data karena bisa mengonversikan informasi menjadi kode rahasia, sehingga mengaburkan data yang diterima oleh orang eksternal,” tambahnya.
Lebih lanjut, Anthony berharap bahwa perangkat teknologi data enkripsi dapat digunakan lebih luas di kalangan pemerintahan dan menjadi bagian dari standar keamanan data di Indonesia.
“Keamanan siber adalah tanggung jawab semua pihak, khususnya pemerintah. Dengan perangkat yang tepat, kita bisa lebih melindungi data masyarakat di tengah ancaman siber yang terus berkembang,” pungkasnya.
Kebocoran data pribadi menjadi ancaman serius di dunia digital saat ini. Ketika data penting seperti informasi identitas, data keuangan, dan riwayat transaksi jatuh ke tangan yang salah, risiko penyalahgunaan menjadi sangat besar.
Load more