Palangka Raya, tvOnenews.com - Ketatnya persaingan pemilihan kepala daerah (Pilkada) dalam hal ini kontestasi Cagub-Cawagub propinsi Kalimantan Tengah, dirasakan semakin terang benderang arah kepercayaan publik untuk menentukan calon Gubernur terbaik periode 2024 - 2029. Dinamika pasang surutnya popularitas masing-masing paslon yang terdiri dari 4 kandidat pasangan, yaitu Willy M Yosep-Habib Ismail, Nadalsyah Koyem-Supian Hadi, Agustiar Sabran-Edy Pratowo, dan Abdul Razak-Sri Suwanto ini, disebabkan oleh beberapa faktor eksternal maupun internal yang cukup berpengaruh.
Pengamat sosial Adrian Witjaksono, mengomentari bahwa para paslon telah berhasil sedemikian rupa menjual program dan visi terbaiknya, namun realita dilapangan usaha yang telah baik tersebut dirusak oleh para pendukung fanatik mereka yang saling umbar rekam jejak negatif para kandidat. Masyarakat Kalteng saat ini santer disuguhi isu-isu miring antar paslon yang banyak beredar dimedia sosial setiap harinya.
Mulai dari persoalan hukum, korupsi, bahkan masalah tabu pribadi yang cukup menyita perhatian publik. Hal ini tentu sangat mempengaruhi nilai kepercayaan publik terhadap citra para kontestan yang sudah terbangun dengan baik.
Perang bintang keempat kandidat yang tadinya positif bersaing dengan program unggulan masing-masing, menuju tanggal pemilihan serentak 27 November itu justru berubah tidak menarik karena dsikapi dengan gerakan saling bongkar sisi gelap personaliti antar paslon. Kondisi tersebut berdampak luas bagi masyarakat kalteng yang kemudian merespon datar atau gamang untuk memantapkan kembali pilihanya.
“Semoga floating mass (masa mengambang) di wilayah propinsi Kalteng yang terdata hampir 800 ribu pemilih saat Pilpres waktu lalu, tidak semakin bertambah diajang Pilgub kali ini,” ungkap pria yang sudah berkeliling 22 negara untuk mewakili promosi wisata & budaya Indonesia.
Gencarnya kabar tak sedap yang menerpa para kandidat sebetulnya bukan hal yang baru dimata masyarakat Kalteng. Seperti persoalan korupsi dan buruknya kinerja saat menjabat sebagai kepala daerah diwilayah masing-masing adalah bukan hal baru. Banyak kalangan masyarakat yang tidak mengerti kenapa para partai pengusung justru menjagokan mereka yang notabene sarat dengan berbagai kekurangan serius.
“Hanya ada satu pasangan cagub-cawagub nomor 4, yakni Abdul Razak-Sri Suwanto yang minim dari serangan negatif karena memang baru kali ini mereka mencoba menjadi kompetitor yang segar, didukung dengan latar belakang intelektual mereka yang kuat,” tambah Adrian saat memberikan keterangan di daerah wisata Tangkiling, Palangka Raya Jumat (8/11/2024).
Load more