Etika Digital Dibutuhkan untuk Bermedsos dengan Bijak, Kreatif, dan Inovatif
- Viva
Menjadi pengguna digital yang bijak, kreatif dan inovatif, menurut dosen Universitas Dr. Soetomo Surabaya Meithiana Indrasari, harus meningkatkan kemampuan digital (digital skill) melalui literasi, keterampilan tools, kemampuan dasar analitik, dan optimalisasi Artificial Intelligence (AI).
”Pengguna digital juga harus mampu memahami kekurangan dan kelebihan setiap platform media sosial. Misalnya Facebook, Twitter (X), Instgram, TikTok, maupun YouTube. Dengan begitu mereka mampu memanfaarkan media sosial secara kreatif dan inovatif,” jelas Meihiana Indrasari.
Sementara dosen Univeritas Negeri Surabaya (Unesa) Eko Pamuji meminta pengguna media sosial untuk tidak asal posting, atau mengunggah di media sosial tanpa mempertimbangkan untung rugi.
”Tak perlu emosi, sakit hati, balas dendam, menghina, pencemaran nama baik, ujaran kebencian, dan penyebaran hoaks di media sosial karena dapat merugikan. Ingat ada UU ITE yang bisa menjadi bom waktu,” tegas Eko Pamuji.
Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kota Bitung, Sulut, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.
Survei APJII juga menyebut, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada 2018, penetrasi internet Indonesia tercatat berada di angka 64,8 persen. Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023.(chm)
Load more