”Pemicu perundungan pelaku korban kekerasan, faktor keluarga (sering bertengkar), ada ’kompor’ penyulut, media massa, penampilan fisik, beda kelas sosial, tradisi senioritas, dan karakter buruk pelaku,” rinci Eko Pamuji.
Sementara, dosen literasi digital Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya Meithiana Indrasari mengingatkan pentingnya menjaga rekam jejak digital yang positif saat berada di dunia maya.
”Berpikirlah sebelum bertindak, menghindari tindakan yang melanggar hukum, komunikasi dengan sopan dan santun, menghindari konten yang tidak pantas, menjaga privasi, dan membangun citra positif,” jelas Meithiana Indrasari.
Untuk diketahui, nobar webinar seperti digelar di Kota Batam ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)
Load more