Cyberbullying, menurut Ketua Umum PB PMII Shofiyulloh Cokro, merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pemuda di media sosial. Dampak negatif
yang ditimbulkan di antaranya menurunnya rasa percaya diri, kesehatan mental, isolasi sosial, trauma hingga ingin bunuh diri.
”Ketergantungan terhadap media digital yang meningkat, berpotensi menurunkan tingkat kesehatan mental (mental Health). Data ChildFund tahun 2022 menunjukan hampir 60 persen anak dan remaja mengaku pernah menjadi korban cyberbullying. Sedangkan hampir 50 persen anak dan remaja mengaku pernah jadi pelaku cyberbullying,” tandas Shofiyulloh Cokro.
Sementara, CEO PT Mahakarya Samudra Agung Muhajir Sulthonul Aziz menambahkan, banyaknya berita palsu yang berseliweran di media digial membuat masyarakat mudah terkena informasi hoaks. Hoaks merupakan informasi yang sesungguhnya tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar adanya.
”Tujuan dari berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman, dan kebingungan. Dalam kebingungan masyarakat, akan mengambil keputusan yang lemah, tidak meyakinkan dan bahkan salah,” jelas Muhajir Sulthonul Aziz.
Diskusi dengan format talkshow dalam rangka festival makin cakap digital 2024 ini, juga menghadirkan tiga pembicara lain, yakni: Ketua Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah Tulungagung Mei Santi, dosen Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya Meithiana Indrasari, dan Ketua Program Studi S1 Kewirausahaan Uiversitas Maarif Hasyim Latif Sidoarjo (Umaha) M. Adhi Prasnowo.
Load more