tvOnenews.com - Pemahaman dan pengetahuan ihwal keamanan digital mesti terus ditingkatkan oleh pengguna. Hal itu karena dunia digital memiliki sisi negatif yang mengancam. Agar aman bermedia digital, pemahaman terhadap keamanan adalah keniscayaan.
”Masyarakat harus memastikan bahwa penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring, dapat dilakukan secara aman,” tutur praktisi IT Mahir Institute Ardiansyah, dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di wilayah Kota Sijunjung, Sawahlunto, dan Dharmasraya, Sumatera Barat, Rabu (18/9).
Ardiansyah mengatakan, secara umum, beberapa hal perlu dilakukan agar aman di ruang digital. Di antaranya, mengamankan perangkat digital dan identitas digital, mewaspadai penipuan digital, memahami rekam jejak digital dan keamanan digital.
”Agar aman di ruang digital, buat kata sandi yag kuat dan unik, gunakan autentifikasi dua faktor (2FA), paham fungsi perangkat keras dan lunak, batasi informasi pribadi yang dibagikan, perbarui perangkat lunak, aplikasi dan sistem operasi,” jelas Ardiansyah dalam diskusi online yang dipandu moderator Firdha itu.
Dalam diskusi bertajuk ”Dasar Keamanan Akun Media Sosial”, Ardiansyah mengingatkan adanya dampak negatif internet. Yakni, adanya perundungan siber, penyalahgunaan data pribadi, penggunaan teknologi berlebihan, kontak yang berisiko, konten yang berisiko, serta gangguan mental dan perilaku.
”Tips agar aman berinternet: atur keamanan dan privasi sistem operasi, aplikasi WhatsApp, TikTok, Facebook dan privasi aplikasi media sosial lainnya,” pungkas Ardiansyah di hadapan pelajar yang mengikuti acara diskusi dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.
Sejumlah sekolah yang menggelar nobar diskusi online di Kota Sijunjung, Sawahlunto, Dharmasraya dan sekitarnya kali ini, antara lain: SMAN 1 dan SMAN 2 Sitiung, SMAN 1 Pulau Punjung, SMA Taruna Sumatera Barat, SMAN 2 dan SMAN 3 Sawah Lunto, SMAN 1, SMAN 2, SMAN 5, SMAN 9, SMAN 10, dan SMAN 11 Sijunjung, SMAN 1 Koto Salak, SMAS SDI Silungkang, SMAN 1 Koto Besar, SMAN Unggul Dharmasraya, SMAN 1 Asam Jujuhan, SMAN 1 Sikabau, SMA Islam As Salam Sijunjung, dan SMAN 1 Tiuman Dharmasraya.
Dari sudut pandang budaya digital, Manajer Marketing Compass Publishing Femikhirana Widjaja meminta warga negara digital Indonesia melakukan aktivitas digitalnya berdasarkan nilai-nilai kebangsaan, Pancasila, dan Bhinneka Tunggl Ika.
”Nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika harus mendasari aktivitas menjelajah, mencari hiburan, sosialisasi, bermain, transaksi, beropini, dan membuat konten digital,” jelas Femikhirana Widjaja.
Sementara, Kepala Seksi Pengawas SMA dan SLB Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Sumatera Barat Elvanis Rosalinda berharap para pelajar selalu menerapkan etika di ruang digital.
”Contoh etika digital, menghargai privasi orang lain, berbicara dengan sopan, tidak menyebar hoaks, menghormati hak cipta, menghindari cyberbullying, menggunakan identitas asli, menjaga keamanan akun, menghindari plagiarisme, dan berpartisipasi positif,” rinci Elvanis Rosalinda.
Untuk diketahui, nobar diskusi seperti digelar di Kota Sijunjung, Sawahlunto, dan Dharmasraya, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.
Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.(chm)
Load more