Aruji mengingatkan: kalau mau aman, kita mesti mau repot memverifikasi dan bikin password yang unik. Kalau tak mau repot, jangan minta aman. ”Walau di ruang digital tidak ada jaminan 100 persen aman, tapi kita mesti membuat pencuri repot mengganggu data pribadi kita,” ujarnya.
Dari sudut pandang berbeda, Wakil Bupati Tanjab Timur Robby Nahliansyah menjelaskan, menjaga dan meningkatkan kecakapan terkait keamanan digital mesti selalu di-upgrade. Juga kecakapan dalam memahami siklus data, baik terkait tata kelola, deteksi maupun respons data pribadi.
”Kalau tahu ada data kita yang rusak, segera blokir dan perbaiki. Juga, pulihkan data dari infeksi, karena pencuri semakin pintar. Terus berhati-hati dan waspada,” pesan Wabup Robby dalam diskusi yang dipandu dosen UIN STS Jambi Agusriandi selaku moderator.
Sementara, Kepala Unit Satresnarkoba Polres Tanjab Timur Ipda Heri Arfiyansyah mengingatkan, potensi pencurian data bisa datang dari mana saja. Dalam jagad digital, kata Heri, beragam platform media sosial, e-mail, pesan instan, dan konferensi video telah mempermudah individu terhubung dengan teman, keluarga, dan kolega di seluruh dunia.
”Tapi kalau terjadi penyalahgunaan data atau sampai terjadi pencurian identitas pribadi, permasalahannya jadi serius,” tambah Heri Arfiansyah, dalam diskusi yang diikuti sejumlah komunitas UMKM dan pemuda. Di antaranya, Sabak Trail Community (STC), Ikatan Bujang Gadis Tanjab Timur, Sound of Zabaq, Komunitas Sanggar Bukit Menerang, serta masyarakat Kabupaten Tanjab Timur dan sekitarnya.
Untuk diketahui, diskusi di tengah hajatan Semarak Kemerdekaan seperti digelar di Tanjab Timur ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemkominfo sejak 2017. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.
Load more