Banyumas, tvOnenews.com - Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menemukan satu bus pengangkut wisata berplat nomor hitam dalam inspeksi mendadak, atau sidak di Terminal Wisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Sabtu (15/6/2024).
"Pemiliknya juga harus ditindak. Karena yang kriminal itu kan mereka. Contohnya plat hitam digunakan untuk umum, memalsukan surat, terus KIR tidak di daerah setempat," ujar Budi.
Saat itu juga, bus langsung diberikan tilang oleh petugas kepolisian.
Sidak dilakukan menhub, menyusul tragedi kecelakaan bus wisata. Untuk antisipasi, dia meminta aparat kepolisian dan instansi terkait untuk secara intensif menggelar inspeksi, terutama saat musim libur sekolah ini.
Saat tiba di terminal wisata, Budi mengecek 12 bus yang terparkir. Sebanyak 11 bus lengkap legalitas dan dinilai laik. Bahkan Budi sempat memuji salah satu bus yang tertempel stiker lolos KIR.
"Tapi Purwokerto Banyumas bisa menjadi contoh. Dari 12 hanya satu. Kemarin kita (insepksi) di Ragunan banyak yang bodong," ujarnya.
Pihaknya, lanjut Budi akan melakukan langkah sistematis terkait inspeksi itu.
"Kami minta pak kapolres melakukan sidak-sidak secara intensif. Agar ada efek jera. Kita tahu beberapa waktu lalu, yang kecelakaan selalu bus pariwisata, karena tidak KIR dan sopirnya tidak punya kapabilitas," ujarnya.
Sementara, Kapolresta Banyumas, Kombes Pol Edy Suranta Sitepu yang mendampingi dalam sidak menyebut, akan secara kontinyu bersama Dishub Banyumas mengecek bus-bus untuk memastikan berjalan sesuai ketentuan.
Ram check, ujarnya, ada tiga hal yang harus dilakukan. Secara visual atau secara fisik, kemudian komponen yang ada di bus tersebut, yang ketiga adalah surat-surat.
"Ini ada temuan satu dari 12 bus, berplat hitam. Ini kita lakukan penilangan akan kita lakukan pemeriksaan terhadap sopir maupun pemilik kendaraan," tandasnya.
Pihak Kemnhub juga meminta, sebelum berwisata, terutama guru atau pihak sekolah, untuk mengecek kelaikan bus melalui aplikasi resmi milik Kemenhub.
"Ada aplikasi namanya Mitra Darat. Di situ tercantum bus-bus yang layak untuk digunakan," ujarnya.
Pihaknya menengerai, di daerah hanya mementingkan tarif murah. Tidak melihat busnya, ram checknya, sopirnya kapabel atau tidak.
"Satu hal yang utama, cek bus yang sudah diram check, secara fisik juga baik, dan lebih penting juga sopirnya. Kan ada istilah sopir tembak. Biasa di jalanan biasa, membawa wisata dia tidak mengenali medan," ujarnya lagi. (sjo/ebs)
Load more