tvOnenews.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengundang Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto ke markas DPP PKB, Jakarta Pusat. Pada pertemuan tersebut, Prabowo yang juga resmi menjadi presiden terpilih 2024-2029 dititipkan sebuah agenda perubahan dari Cak Imin.
Ketua Dewan Pembina Seknas Sumatera Bersama Prabowo-Gibran, Lukman Edy menilai Ketum PKB Muhaimin Iskandar sedang mempertontokan sikap belum menerima kekalahan di Pilpres 2024. Undangan datang ke PKB yang dipenuhi Prabowo Subianto malah disusupi penitipan 8 agenda perubahan.
Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar selama Pilpres 2024 kemarin mengusung tema perubahan. Tema itu secara masif dinarasikan untuk menyerang kebijakan Presiden Jokowi, sekaligus antitesa terhadap agenda keberlanjutan yang diusung pasangan Prabowo-Gibran.
Kata Lukman Edy, kemauan Prabowo memenuhi undangan PKB membuktikan dia sudah berubah menjadi seorang negarawan dan presiden seluruh rakyat Indonesia. Kedatangan Prabowo mendatangi rivalnya, harusnya diapresiasi sebagai aura konstruktif untuk Indonesia masa depan.
"Kebesaran hati Prabowo yang dari KPU bergeser ke Raden Saleh (kantor DPP PKB), juga disikapi dengan pahit, padahal beliau datang memenuhi undangan PKB," ucap Lukman Edy kepada wartawan.
"Kenapa saya katakan Gus Imin belum ikhlas? Karena secara resmi, Gus Imin dalam acara halal bihalal yang religius itu, justru menitipkan 8 Agenda Perubahan ke Prabowo. Acara yang seharusnya tanpa agenda politik justru disusupi dengan agenda perubahan yang sudah tidak kontekstual, kadaluarsa dan tertolak," lanjut dia.
Mantan Sekjen PKB ini bilang, tema perubahan yang diglorifikasi oleh Anies-Muhaimin tentu berharap bisa mendapat respon elektoral dari rakyat. Tapi faktanya tidak.
Hampir 59 persen pemilih malah suka dengan tema keberlanjutan kebijakan Presiden Jokowi yang diusung oleh Prabowo-Gibran.
"Rakyat Indonesia justru melihat apa yang dilakukan Pak Jokowi 10 tahun ini adalah agenda perubahan sebenarnya, dan Prabowo gibran akan melanjutkannya," ucap Lukman lagi.
Yang menarik, kata Lukman, setiap agenda perubahan Anies Muhaimin disampaikan malah semakin meningkatkan elektabilitas Prabowo-Gibran. Yang pada akhirnya, hampir 100 juta pemilih memutuskan menolak segala agenda perubahan.
"Jadi, rasanya tidak fair kalau kemudian agenda perubahan yang tertolak itu dititipkan ke Prabowo Gibran. Ada nuansa masih belum move on, sekaligus memaksakan kehendak pribadi melawan kehendak rakyat yang dominan," tandasnya.(chm)
Load more