Menakar Dampak Politik Elektoral Ganjar-Mahfud Usai Ahok Mundur dari Komut Pertamina
- kolase tvOnenews
Jakarta, tvOnenews.com - Politikus PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok resmi mengundurkan diri dari Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina (Persero).
Setelah resmi mundur dari jabatannya, Ahok ikut berkampanye untuk pasangan Ganjar-Mahfud pada Hajatan Rakyat di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Sabtu (3/2/2024).
"Intinya agar para Ahokers tidak bingung arah politik saya ke mana. Dengan ikut kampanye dukung Pak Ganjar dan Pak Mahfud, semua isu hoax bahwa saya dukung pasangan lain langsung stop," kata Ahok di Jakarta, Jumat (2/2/2024).
Lantas bagaimana dampak elektoral terhadap paslon 03, Ganjar-Mahfud dengan sikap politik Ahok?
“Mundurnya Ahok dari Komisaris Utama Pertamina tidak akan menghadirkan efek elektoral yang signifikan bagi Paslon Ganjar-Mahfud,” ujar Ahmad Khoirul Umam kepada tim tvOnenews.com di Jakarta pada Sabtu (3/1/2024).
![]()
Menakar Dampak Politik Elektoral Ganjar-Mahfud Usai Ahok Mundur dari Komut Pertamina (Sumber: Kolase tvOnenews)
Namun meski begitu, sikap politik Ahok kata Umam akan menghadirkan dukungan moral politik terhadap Ganjar-Mahfud.
“Sebagai bentuk perlawanan terbuka pada pemerintahan Presiden Jokowi saat ini,” jelasnya.
“Terlebih lagi, Ahok memiliki sejarah hubungan yang sangat dekat dengan Jokowi saat memimpin DKI Jakarta,” sambung Umam.
Direktur Eksekutif Institute for Democracy dan Strategic Affairs (Indostrategic) itu juga menilai bahwa mundurnya Ahok dari posisi Komut Pertamina ini, memberikan "pesan keberpihakan".
“Sekaligus sentimen loyalitas Ahok secara clear pada arah perjuangan PDIP dan juga Paslon Ganjar-Mahfud,” jelas Umam. Dengan meninggalkan tugas yang diberikan oleh Jokowi,” jelasnya.
Kemudian Umam mengatakan bahwa dukungan moral-politik Ahok ini baru bisa dikonversi menjadi insentif elektoral jika langkah Ahok kemudian diikuti oleh kader-kader PDIP lainnya.
“Dan partai-partai politik lain di kubu 01 dan 03, yang dalam kontestasi Pilpres saat ini seolah lebih memilih untuk berhadap-hadapan dengan kekuasaan Jokowi,” tandasnya.
“Jika sejumlah menteri dari partai-partai di kubu 01 dan 03 secara kompak melakukan "bedhol deso" atau keluar secara bersama-sama dari pemerintahan Jokowi, maka hal itu berpeluang menjadi pukulan telak yang bisa menggoyahkan arah preferensi politik undecided dan swing voters,” sambungnya.
Load more