Medan, Sumatera Utara - Rumah Tahanan (Rutan) Labuhan Deli berupaya membangun ekonomi bagi narapidana melalui Program Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), yakni aktivitas ekonomi yang dilakukan dengan membangun unit usaha. Demikian disampaikan Kepala Rutan Kelas I Labuhan Deli, Nimrot Sihotang.
“Dasar kita membangun kegiatan ini adalah resolusi pemasyarakatan yang diputuskan oleh Direktorat Pemasyarakatan pada tahun 2020. Adapun kegiatan itu terkait dengan sarana asimilasi dan edukasi yang aplikasinya dengan membangun jenis usaha seperti ‘doorsmeer’, bengkel, ‘laundry’, ‘handycraft’, kerajinan hingga pertanian,” katanya.
Lebih lanjut Nimrot menjelaskan, upaya tersebut sudah dilakukan sejak 2019 lalu. Tujuannya untuk memproduktifkan narapidana supaya ikut serta mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional dan membangun peran WBP untuk meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Untuk saat ini, warga binaan yang bekerja di bidang pertanian ada 10 orang dan di perbengkelan ada 25 orang,” ungkapnya.
Selain itu, menurut Nimrot manfaat dari program tersebut ialah nilai ekonomis yang didapatkan (WBP) karena pendanaan kegiatan diambil dari koperasi pegawai sehingga modal dan keuntungan dikembalikan ke koperasi serta untuk negara.
“Secara materi dan secara ekonomi, kegiatan ini sangat mendukung dan meningkatkan kesejahteraan pegawai hingga kesejahteraan WBP. Karena kita membuka lapangan pekerjaan ini dan menyumbang pada pendapatan negara bukan pajak,” ujarnya.
Nimrot juga mengemukakan, bahwa kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk mengurangi perilaku negatif warga binaan. Sebab menurutnya, sebaik apapun para narapidana dilatih, kalau nanti saat keluar tidak tersedia lapangan pekerjaan. Maka warga tersebut berpotensi melakukan kejahatan kembali.
"Harapannya kepada pemerintah daerah khususnya, agar dapat menaruh perhatian dengan menyediakan penyuluh, pelatih, lahan, hingga membuat aturan dalam bentuk pinjam pakai atau wakaf untuk dikelola bersama. Sehingga warga binaan dapat lebih produktif lagi," sebutnya.
"Di masa pandemi ini kita merugi, pembatasan warga binaan juga menjadi keluhan, harga komoditi pertanian menurun, keinginan orang untuk mencuci mobil terbatas. Tetapi kita tetap semangat dan optimis ," tutupnya. (Martinus Sitorus/Lno)
Load more