"Kami cukup ini (sembari menunjukkan KTP) menjadi balihonya Ganjar-Mahfud MD saudara-saudara sekalian. Jadi, sampaikan kepada rakyat, ketika anda memegang KTP, maka kepemimpinan Ganjar-Mahfud itu kepemimpinan yang membawa program-program konkret untuk rakyat melalui KTP Sakti di sinilah baliho dari Ganjar dan Mahfud MD," tambah dia.
Menurut Hasto, dana membuat baliho bisa diganti sebagai uang membeli kopi dan pisang untuk bertemu rakyat sembari mendengarkan keluhan wong cilik.
"Jadi, mendingan kalau ada dana dipakai untuk bertemu rakyat. Membeli kopi dan membeli pisang goreng sehingga kita bisa bertemu bersama-sama dengan penuh gembira. Biar mereka yang memasang baliho di mana-mana. Yang mencoblos itu bukan pohon-pohon yang dipakai untuk baliho, yang mencoblos itu rakyat saudara-saudara sekalian," ujarnya.
Hasto dalam pidatonya sempat mempertanyakan baliho masif kandidat lain. Terutama, sumber uang mencetak sampai memasang alat peraga kampanye tersebut.
"Jadi, kita enggak usah gentar karena ada Ganjar, enggak usah takut karena ada Mahfud, enggak ada baliho tidak apa-apa yang penting inilah pemimpin yang bersih. Daripada ada baliho, duitnya dari mana? Pak Ganjar dan Pak Mahfud lebih baik tidak memasang baliho daripada ada tanda tanya besar dananya, dari mana," kata dia.
"Oleh karena itu yang penting door to door, kita ini partai pejuang, kita ini partai rakyat, kita ini partai yang sejak dulu tidak pernah bergelimpangan harta, tetapi kita berharap dengan kerja konkret bersama rakyat itulah jati diri kepartaian kita yang harus kita laksanakan dengan penuh kesungguhan hati," pungkasnya. (rpi/aag)
Load more