Medan, Sumut - Sopir angkot maut Karto Manalu (43) diduga tidak mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM) pada saat menjalankan aktivitasnya sebagai sopir angkutan Kota.
Hal itu dikatakan Kapolrestabes Medan Kombes Riko Sunarko, Senin (06/12/2021) pagi saat merilis kasus itu di Pos Satlantas Polrestabes Medan, Lapangan Merdeka, Kesawan, Kota Medan.
Riko mengatakan, pemeriksaan awal terhadap tersangka, ia belum bisa menujukkan SIM.
"Yang bersangkutan, sudah 20 tahun menyupir angkot, namun sampai sekarang yang bersangkutan belum bisa menunjukkan surat izin mengemudi," jelas Riko.
Riko menambahkan, bawah tersangka sudah tiga tahun mengkonsumsi narkoba jenis sabu-sabu, dan dalam beberapa hari sebelum kejadian mengkonsumsinya.
"Untuk sabu-sabu pelaku mengkonsumsinya 4 hari sebelum kejadian," tambahnya
Sebelum kejadian kecelakaan maut tersebut Riko mengatakan, tersangka Karto bersama rekan-rekannya di pangkalan mengkonsumsi Miras jenis tuak sebelum bekerja.
"Yang bersangkutan pada saat di pangkalan dan sebelum jalan mengakui sudah mengkonsumsi minuman alkohol jenis tuak sesama rekan-rekan supirnya," pungkasnya.
Terkait korban jenazah Mr X yang sampai saat ini belum diambil pihak keluarga, Riko mengatakan pihak Inafis sudah memiliki data-datanya dan masih menunggu pihak keluarga Mr X apabila kehilangan anggota keluarga.
"Dan untuk barang barang korban yang diduga dicuri, kami menunggu laporan barang korban yang hilang terkait kecalakaan tersebut," ucapnya.
Karto Manalu saat ditanyai mengaku, kalau perbuatannya menerobos palang pintu kereta api demi mendapat penumpang lebih cepat.
"Untuk kejar setoran bang," ucapnya saat ditanya awak media.
Atas perbuatannya pelaku dikenakan pasal berlapis yaitu 311 ayat (5) dan pasal 310 ayat (4)
Untuk pasal 331 ayat (5) dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mengakibatkan orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 tahun atau denda paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah)
Serta untuk pasal 310 ayat (4)
Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah). (Bahana/Nof)
Load more