tvOnenews.com - Aksi demo masyarakat dalam konflik Pulau Rempang menjadi perbincangan beberapa waktu belakangan ini, salah satu yang menjadi sorotan dalam demo itu adalah seorang polisi sampai berlutut di depan warga Rempang.
Aksi demi demo besar-besaran yang terjadi antara warga Pulau Rempang dengan aparat di kantor BP Batam.
Warga Rempang melakukan unjuk rasa karena menolak rencana relokasi penduduk Pulau Rempang, Batam yang berjumlah kurang lebih 7.500 jiwa karena adanya proyek pembangunan Rempang Eco-City.
Ribuan warga Rempang saat unjuk rasa di BP Batam menolak relokasi. (tvOnenews - Alboin Hironimus)
Demonstrasi berakhir ricuh antara massa dan pihak kepolisian. Namun ada pemandangan berbeda nampak.
Di mana seorang polisi bernama Aipda Andi Hidayat dari Kasubdit 1 Turjawali Sat Samapta Polresta Barelang berlaku humanis di hadapan para pendemo.
Di tengah kerumunan dan kekacauan, Aipda Andi bersimpuh di hadapan massa agar meluapkan keluh kesahnya dengan berdiskusi.
Aipda Andi meminta para pendemo untuk duduk, dirinya pun menjamin bahwa para tim kompi polisi tidak akan maju.
Bahkan salah satu pendemo yang mengenakan kacamata hitam langsung memeluk Aipda Andi.
Namun sang polisi mendapat konfrontasi dari salah satu pendemo yang geram.
Dengan gestur mencoba menenangkan para pendemo.
"Tahan amarah, nanti kalah jadi arang menang menjadi abu," ujarnya.
"Maju pun tak apa, ini tanah kami," ucap salah seorang warga Rempang.
Detik-detik seorang polisi bersimpuh di hadapan massa dan mencoba menenangkan pendemo atau warga Rempang.
Kemudian, Aipda Andi melakukan diskusi dengan para pendemo, dan di tengah-tengah diskusi salah satu warga menegaskan menolak relokasi.
"Jadi untuk masalah relokasi ini betul-betul kami mohon sangat-sangat menolak," ujarnya.
"Kita semua sama, saya juga sama seperti kalian, kita gak (bisa) ambil keputusan," ucap sang petugas polisi.
"Sekarang kebijakan pemerintah sama sekali tidak merasakan kesusahan masyarakat," ucap lagi warga Rempang.
"Saya tak bisa memutus, saya bukan pejabat, lepas baju (seragam) saya sama kita, sabar tahan amarah," ucap Aipda Andi.
Sementara itu, tokoh masyarakat angkat bicara mengapa Ia bersama warganya menolak untuk direlokasi.
Sudirman, salah satu tokoh masyarakat Pulau Rempang mengaku sudah lama mengetahui tentang proyek strategis nasional pemerintah Rempang Eco-City di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau tersebut.
“Cuma kan yang tidak habis pikir itu, kita pribumi, kita mau diusir dari kampung kita sendiri. Jadi kami selaku masyarakat Rempang Galang ini merasa terusir dari kampung sendiri,” ungkap Sudirman kepada tvOne.
Padahal, menurutnya masyarakat tidak akan pernah melawan pemerintah yang ada di Batam. Bahkan menurutnya masyarakat sangat setuju dengan adanya pembangunan proyek Rempang Eco-City tersebut.
“Cuma kami mohon kepada pemerintah, tolonglah perhatikan kami yang ada di Pulau Rempang ini. Kami sangat tidak setuju kalau seandainya kami harus dialokasikan. Disitu yang agak tidak sejalan dengan pemerintah yang ada di Batam maupun di Pusat,” tuturnya. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more