Selain memuat informasi soal harga, di rate card Anda bisa mencantumkan informasi lain yang bisa menarik perhatian klien. Misalnya deskripsi diri singkat, kontak yang bisa dihubungi, jenis konten yang diproduksi, dan cara pembayaran.
Adanya deskripsi diri singkat akan membantu klien mendapatkan pemahaman lebih tentang tipe konten dan pencapaian-pencapaian yang pernah dibuat sebagai content creator.
Sementara itu, lampiran informasi tentang kontak akan memudahkan klien dalam menghubungi Anda apabila sewaktu-waktu mereka cocok dengan layanan yang Anda tawarkan. Mencantumkan cara pembayaran juga sama pentingnya dengan menyematkan informasi kontak.
Anda juga bisa memasukkan jenis konten yang diproduksi lengkap dengan harganya. Sebagai contoh Anda adalah content creator yang bergerak di platform Instagram. Di dalam rate card yang Anda buat bisa memuat informasi tentang harga posting di feed, story, IGTV, hingga tarif untuk melakukan live.
Tips Menyusun Rate Card
Sebagian besar orang merasa kesulitan dalam menyusun rate card, terutama jika Anda adalah seorang pemula. Nah, supaya lebih mudah dalam membuat rate card, berikut ini 3 langkah yang bisa Anda ikuti.
1. Sesuaikan dengan Skill dan Pengalaman
Saat menyusun rate card, Anda bisa menyesuaikannya dengan skill dan pengalaman yang ada. Jika Anda memiliki banyak skill dan pengalaman sebagai content creator, Anda pun bisa mematok harga yang lebih tinggi.
Selain itu, penyusunan harga jasa content creator juga bisa disesuaikan dengan jumlah followers dan histori engagement dari konten yang pernah dibuat. Semakin tinggi jumlah followers dan angka engagement yang bisa diberikan, biasanya semakin besar pula tarif jasa yang ditawarkan.
2. Gunakan Berbagai Matriks dalam Menyusun Rate Card
Untuk content creator media sosial biasanya ada dua jenis matriks yang dipakai dalam menyusun rate card, yaitu Cost per View (CPV) dan Cost per Action (CPA).
Load more