Papua, tvOnenews.com - Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua kembali buat onar dan mengganggu keamanan, serta mengancam keselamatan masyarakat di Pegunungan Tengah Papua. Bahkan ironinya, KST Papua tembaki TNI saat memasang bendera Merah Putih dan patroli di Bukit Ular, Minggu (13/8/2023).
Tak hanya itu, menurut cerita detik-detik yang menegangkan soal penambakan tersebut, Dansatgas Mobile YR 300/Bjw Letkol Inf Afri Swandi Ritonga menuturkan, gangguan keamanan dari KST Papua tersebut berupa aksi melakukan tembakan yang mengarah ke Lapangan Trikora, Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.
Hal itu terjadi, dia katakan pada saat masyarakat sedang melaksanakan rangkaian kegiatan menjelang HUT RI Ke-78 Tahun 2023. Sabtu (12/8/2023).
"Tak hanya itu saja, gangguan berikutnya berupa tembakan sporadis oleh KST Papua ketika personel TNI melaksanakan patroli dan memasang bendera Merah Putih di Bukit Ular, pada Minggu (13/8/2023)," ujar Dansatgas Mobile YR 300/Bjw Letkol Inf Afri Swandi Ritonga.
Lanjutnya menjelaskan, selama ini TNI yang ada di Papua menjalankan berbagai kegiatan. Tak lain guna membantu berbagai kesulitan serta kebutuhan masyarakat Papua.
Bahkan, hal ini dilakukan sesuai arahan Panglima TNI, bahwa seluruh personel TNI harus humanis, tidak boleh menyakiti hati rakyat, terus bekerja untuk membantu kesulitan rakyat, serta menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat Papua.
"Namun demikian, KST Papua justru terus berulah melalui berbagai aksi teror terhadap masyarakat Papua, dengan membunuh masyarakat yang tidak berdosa, juga membunuh aparat negara yang sedang bertugas," ceritanya.
Selain itu, dia katakan, kondisi brutal KST Papua tersebut tidak bisa ditolerir. Makanya aparat keamanan, khususnya prajurit TNI, akan siap menindak tegas jika KST Papua terindikasi akan menyerang masyarakat atau Pos Keamanan.
Dansatgas Mobile YR 300/Bjw Letkol Inf Afri Swandi Ritonga juga ceritakan kejadian awalnya bermula ketika pada pagi hari (12/8/2023). Kemudian, tim Paskibra Puncak melaksanakan latihan dalam rangka upacara HUT RI Ke-78.
"Nah, pada saat bersamaan di lapangan voli Ilaga dilaksanakan perlombaan voli juga. Ternyata, KST Papua ingin mengoyak suasana damai jelang HUT RI itu, dengan melepaskan beberapa tembakan dari jauh," ceritanya.
"Seketika masyarakat berlarian ketakutan dan berhamburan untuk selamatkan diri," sambungnya menjelaskan.
Tak hanya itu saja, Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi GN Suriastawa katakan, teredengar juga letusan tembakan yang mengarah ke mimbar lapangan Trikora, Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak. Diperkirakan arah tembakan dari Jalan Moko, Kampung Jenggerpaga, Distrik Ilaga, Puncak.
Kemudian aparat TNI-Polri melakukan pengejaran ke arah sumber tembakan. Lanjutnya menjelaskan, personel Pos Gome yang mendengar bunyi letusan tembakan sebanyak 4 kali dari arah Bukit Tepuk, membuat personel Pos Gome langsung membalas tembakan ke arah Bukit Tepuk.
“Iya laporan dari Satgas yang di lapangan demikian, gangguan dilakukan kemungkinan oleh KST Papua berbasis di Kabupaten Puncak. Itu gangguan untuk mengusik kedamaian masyarakat di Ilaga, namun bisa ditindak oleh pasukan TNI-Polri dengan melakukan pengejaran dan sesuai info dari Dansatgas Mobile - Batalyon Infanteri 300 terindikasi dari pihak KST Papua ada yang terluka terkena tembakkan anggota Satgas Mobile 300 tersebut, Semua Kelompok Separatis Papua tersebut berhamburan melarikan diri ke arah hutan belantara. Syukurlah, dari pihak Apkam tidak ada yang korban,” ujar Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi GN Suriastawa.
Dia juga mengatakan, KST Papua megganggu perayaan 17 Agustus, sekaligus menunjukkan eksistensinya, serta didapat info dari masyarakat, bahwa KST Papua ingin mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Puncak, khususnya terkait pencairan Dana Desa.
"Selama ini KST Papua telah gagal paham terhadap dana desa dari pemerintah RI yang seharusnya digunakan untuk membangun daerah serta kesejahteraan masyarakat, justru mereka menuntut bagian untuk modal dalam melakukan gangguan kekacauan keamanan," paparnya. (dts/aag)
Load more