Yang menarik, sebelumnya Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) selalu disebut menjadi kandidat terkuat dari cawapres pasangan Anies Baswedan. Terkait dengan sosok AHY, perwakilan Partai Demokrat yang diwakili oleh Andi Arief menyebut tidak pernah memaksakan putra Susilo Bambang Yudhoyono, putra SBY untuk mendampingi Anies Baswedan dalam Pilpres.
Masuknya Yenny ke dalam bursa cawapres tentu saja menjadi sorotan karena selama ini pengelola The Wahid Institute tersebut merupakan seorang aktivis demokrasi, pluralisme dan juga toleransi.
Yenny Wahid pernah menjalani profesi menjadi seorang jurnalis dan pernah ditugaskan ke Timor Timur sampai dengan Australia.
Karirnya di dunia perpolitikan tentu saja tidak perlu diragukan, Yenny Wahid pernah menjabat sebagai staf khusus bidang Komunikasi Politik di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Tak hanya itu, Yenny Wahid juga menduduki jabatan sebagai Direktur The Wahid Institute dari tahun 2014 sampai saat ini.
Jabatan lain yang pernah diemban oleh Yenny Wahid yaitu Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (2005-2008), Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa (2008-2012), Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) 2012.
Koalisi Perubahan menginginkan pendamping Anies sosok yang dekat dengan ormas terbesar Nahdlatul Ulama dan memiliki elektabilitas cukup tinggi di Jawa Timur, wilayah yang suara Anies masih dianggap relatif kecil. (agr/bwo)
Load more