Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sekaligus ASCN National Representatives untuk Indonesia, Safrizal ZA menyebutkan bahwa Banyuwangi adalah salah satu percontohan daerah yang menerapkan smart city dengan baik.
“Di Indonesia ada beberapa daerah yang dijadikan percontohan smart city. Diantaranya DKI Jakarta untuk level provinsi, Makassar untuk kota dan Banyuwangi untuk kabupaten,” terangnya.
Menurut Safrizal, inti pembangunan perkotaan cerdas di Indonesia tidak melulu berorientasi pada pemutakhiran teknologi dan digitalisasi. Melainkan hal itu menyasar pada penerapan pengelolaan perkotaan yang berfokus pada peningkatan kemampuan pemerintah untuk dapat memahami persoalan masyarakat, memberikan solusi, serta kemudahan.
“Banyuwangi adalah contoh yang tepat. Di mana dengan keterbatasan anggaran mampu mengimplementasikan pelayanan publik berbasis digital. Bahkan, Banyuwangi bisa dibilang berhasil meningkatkan geliat ekonomi daerahnya,” ungkap Safrizal.
Untuk diketahui, berdasarkan data BPS, kenaikan kemiskinan di Banyuwangi selama masa pandemi 2020-2021 hanya 0,01 persen, merupakan kenaikan kemiskinan terendah di Jatim. Per 2022, angka kemiskinan Banyuwangi 7,5 persen; ini merupakan yang terendah dalam sejarah Banyuwangi sejak Indonesia merdeka.
Menariknya, imbuh Safrizal, Banyuwangi memiliki keunikan. Prinsip-prinsip smart city mampu diaplikasikan di daerahnya yang merupakan daerah pedesaan. “Hal ini menjadi pembelajaran penting. Apalagi hal tersebut berkorelasi dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya,” jelasnya. (chm)
Load more