tvOnenews.com - Kasus penyerangan LP Cebongan di D.I. Yogyakarta oleh anggota Kopassus yang dipimpin oleh Serda Ucok sempat menjadi perbincangan hangat beberapa tahun lalu.
Diketahui, Serda Ucok Tigor Simbolon bersama 12 rekannya melakukan penyerangan ke LP Cebongan yang ternyata merupakan sebuah aksi balas dendam.
Penyerangan yang dilakukan oleh Serda Ucok itu menewaskan beberapa tahanan yang ada di dalam Lapas Cebongan.
Serda Ucok sendiri merupakan orang yang memimpin penyerangan Lapas Cebongan yang dilakukan oleh anggota Kopassus.
Bahkan Serda Ucok ditetapkan sebagai pelaku penembakan keempat tahanan menggunakan senjata ak-47. Dimana sekitar 00.00 WIB WIB gerombolan tentara memasuki areal Lapas Cebongan.
Sambil membawa senjata api, Serda Ucok bersama rekan-rekannya memaksa masuk ke areal lapas dan memberi ancaman kepada sipir yang menjaga.
Berhasil masuk ke dalam lapas, Serda Ucok sebagai eksekutor mengeksekusi keempat tahanan yang merupakan targetnya.
Penyerangan LP Cebongan yang dilakukan oleh Serda Ucok dengan rekan-rekannya bukanlah tanpa alasan, hal itu disebabkan karena ingin balas dendam.
Hal tersebut bermula saat rekan Serda Ucok yaitu Serka Heru Santoso dibunuh oleh sejumlah orang di Hugos cafe Yogyakarta. Setelah melakukan penelusuran diketahui bahwa pelaku ternyata sama dengan orang yang membacok Sertu Sriyono yang merupakan rekan Serda Ucok.
Akibat ulahnya itu, Serda Ucok harus menerima hukuman selama 11 tahun penjara serta dipecat dari Kopassus karena berperan sebagai eksekutor dan juga memimpin penyerangan tersebut.
Serda Ucok Tigor Simbolon sendiri sudah dinyatakan bebas dari penjara setelah menjalani 2/3 masa hukumannya sejak tahun 2013.
Menjalani hukuman selama delapan tahun penjara, Serda Ucok berhak bebas karena dipotong dengan remisi semasa menjadi tahanan.
Setelah bebas dari hukuman Serda Ucok berjanji akan memboyong keluarganya pindah ke Yogyakarta.
Serda Ucok mengaku sangat terkesan dengan masyarakat Yogyakarta yang pada proses sidang telah mendukungnya dan memberinya semangat.
Maka setelah menyelesaikan masa hukumannya, Serda Ucok dan keluarganya akan pindah ke Yogyakarta memberantas premanisme disana.
Beberapa kali Serda Ucok juga bertemu dengan salah satu pemuka agama, Gus Miftah di Yogyakarta.
Sempat beredar sejumlah foto yang menunjukan pertemuan antara Serda Ucok dan juga Gus Miftah, pemimpin pondok pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta .
Walaupun Serda Ucok ini pernah menjadi sebagai tersangka penyerangan LP Cebongan dan pernah dipenjara tetapi ia mendapatkan simpati dan dukungan dari publik termasuk Gus Miftah karena rencananya membasmi aksi premanisme di Yogyakarta. (akg)
Load more