Kerap Dihujat Sesat, Penulis Buku Kristen Muhammadiyah Justru Merasa Beruntung. Ini Alasannya
- Antara
Selain itu, dalam buku itu dijelaskan interaksi harmonis antara pelajar Muslim, Kristen, dan Katolik yang bersekolah di lembaga pendidikan Muhammadiyah. Para pelajar itu sama sekali tidak menonjolkan identitas keagamaannya. Yang terjadi justru saling menghargai serta memiliki rasa toleransi yang kuat.
Penulis ingin meningkatkan dan menguatkan praktik toleransi khususnya kepada generasi penerus bangsa tentang pentingnya toleransi di negara multikultural seperti Indonesia ini. Buku tersebut juga ingin menunjukkan bahwa hadirnya Muhammadiyah di tengah masyarakat minoritas Muslim sangat diterima, bahkan membantu meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di daerah 3-T.
Fajar menyayangkan masih ada sebagian kecil yang menjadikan bukunya itu sebagai "bancakan" untuk menyerang Muhammadiyah, padahal yang bersangkutan dipastikan belum pernah membaca isinya. Indonesia memang merupakan salah satu negara dengan minat baca masyarakatnya yang masih rendah. Berani menghakimi sebelum memahami, mencerminkan masih rendahnya literasi itu.
Yang lebih menyedihkan lagi, sebagian warga internet mudah terprovokasi hanya dengan membaca judul buku, sudah berani berkomentar negatif bahkan langsung menghujat sebelum membaca isi dari buku itu. Masalah tersebut menjadi perhatian setiap insan, agar tidak terbiasa melihat buku hanya dari sampulnya karena yang terpenting dari buku itu adalah isinya.
Walaupun penulis sempat mendapatkan hujatan dari segelintir orang tidak melek literasi, itu tidak menyurutkan tekadnya membantu anak-anak kurang beruntung agar mereka bisa mendapatkan pendidikan. Selain menuai respons kurang bersahabat, kehadiran buku ini mendapatkan apresiasi dari kalangan tokoh agama Kristen. Ada yang menjadikan buku itu sebagai salah satu referensi pembelajaran tentang toleransi khususnya dalam menanamkan jiwa tenggang rasa di kalangan generasi penerus bangsa. Dari keriuhan komentar tentang buku tersebut, kita seolah diingatkan peribahasa yang berbunyi "jangan menilai buku dari sampulnya."(ant/bwo)
Load more