Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah - Nur Halifah, salah seorang peternak ayam petelur di Sungai Tendang Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), berkeluh kesah soal kerugian yang dialaminya gara-gara murahnya harga telur. Dia merasa rugi setelah harga telur lokal kini anjlok.
Menurutnya, penyebab turunnya harga telur lokal akibat banyaknya pasokan telur dari Jawa.
"Hal ini membuat harga telur lokal menjadi turun," terangnya.
Meski harga telur turun, tetapi masalah ini tidak diimbangi dengan turunnya harga pakan ayam. Akibatnya, hampir tiap hari selama dua bulan terakhir ini, Halifah mengaku mengalami kerugian. Bahkan harga pakan ayam pun juga mengalami kenaikan, per sak sekarang sudah Rp350.
Nur Halifah menuturkan, imbas dari anjloknya harga telur di pasaran tak hanya dialami oleh dirinya, tetapi juga peternak ayam petelur lokal lainnya yang ada di Kobar.
"Dari kawan-kawan peternak kecil macam saya ini semua pada ngeluh, harga telur turun drastis, harga pakan enggak ada turunnya. Jadi kalau untuk per hari beli pakan kita masih kurang," ungkapnya.
Ia menyampaikan, supaya peternak ayam petelur bisa lebih “bernapas lega”, dia berharap kepada pemerintah dapat mengatasi permasalahan tersebut, sehingga harga telur lokal bisa seperti semula.
"Ke depannya sih mudah-mudahan bisa standar lagi lah. Untuk peternak-peternak kecil enggak mengalami kerugian yang lebih besar," harapnya. (Jamberi/act)
Load more