Jakarta, tvOnenews.com - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) sekaligus Wakil Koordinator Relawan Ganjar, Adian Napitupulu menilai para relawan bisa menjerumuskan Joko Widodo (Jokowi). Ini, menurutnya hal ini bisa terjadi jika para relawan terus memaksa Jokowi untuk memberi arahan terkait calon presiden (capres) yang harus didukung, sementara mantan Wali Kota Solo itu saat ini masih menjabat sebagai Presiden RI.
Hal ini disampaikan Adian, menanggapi pernyataan kelompok relawan dalam Musra, yang menunggu arahan Jokowi terkait capres 2024. Salah satu relawan yang turut terlibat dalam seluruh proses pelaksanaan Musra, Kornas Jokowi menegaskan, pernyataan relawan yang menunggu arahan Jokowi dalam menentukan dukungan kepada Capres 2024 merupakan hal wajar. Apalagi, Musra yang salah satu agendanya menentukan sosok penerus kepemimpinan Jokowi, Musra digelar atas arahan Jokowi.
"Dalam pidato Pak Jokowi di Rakernas V Projo, Pak Jokowi meminta relawan untuk mendatangi, mendengar langsung keinginan rakyat (terkait pemimpin penerus Jokowi). Kemudian kita fasilitasi melalui Musra," kata Ketua Umum Kornas Jokowi, Abdul Havid Permana, Selasa (16/5), saat ditemui di Bangi Kopi Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
"Ide Musra merupakan keinginan langsung Pak Jokowi dan bukan kemauan relawan menyeret-nyeret Pak Jokowi seperti kata Adian," ujarnya.
Selain itu, lanjut Havid, wajar jika pihaknya dan relawan pendukung Jokowi menanti petunjuk Jokowi dalam menentukan capres di Pemilu 2024. "Karena bos kita Jokowi. Makanya nama organisasi kita ada 'Jokowi'- nya. Kalau ada relawan Jokowi yang sudah menjadi pendukung Ganjar harusnya tidak menggunakan lagi nama 'Jokowi', langsung saja relawan Ganjar," ungkap Havid.
Kornas Jokowi juga membantah pernyataan Adian yang menyebut bahwa 95 persen relawan Jokowi mendukung Ganjar. Menurut dia, dalam puncak Musra di Istora Senayan, Jokowi telah menegaskan agar relawan tak terburu-buru menentukan pilihan capres dalam pemilu.
"Pak Jokowi sudah bilang ojo kesusu, ojo grasa-grusu. Kata beliau Belanda masih jauh," tandasnya.
"Kalau ada saat ini relawan Jokowi yang telah mendeklarasikan dukungan terhadap capres tertentu, berarti dia bukan lagi relawan Jokowi. Karena jelas Jokowi meminta relawan bersabar, tak buru-buru," imbuh Havid.
Havid juga memaparkan relawan yang dimaksud Adian perlu diluruskan. Pandangan relawan menurut Adian berbeda dengan kita, dimana kita sebagai relawan non partisan. Menurut dia, ada tiga kategori dari relawan pendukung. Pertama, relawan yang yang juga kader dan sayap partai.
Kedua, relawan tim sukses, tim sukses calon, yang sengaja dibentuk dalam momentum tertentu," jelas dia.
"Ketiga, relawan pendukung Jokowi, yang memiliki ikatan emosional dan ideologi langsung dengan garis pemikiran Jokowi . Ini seperti kami, jadi kami berbeda dari dua kategori relawan tadi. Dari pilgub (DKI), pilpres, kita kawal Jokowi, kawan kita Pak Jokowi. Kita patuh terhadap komando Jokowi, bukan yang lain," sambung Havid.
Terlebih, kata Kornas, Jokowi telah meminta relawan agar memilih pemimpin yang berpihak kepada rakyat bukan elite.
"Tafsir kita ini elite parpol, bukan elite pemerintahan. Sebab elite pemerintahan ya pak Jokowi sendiri dimana bosnya ya rakyat, karena yang memilih presiden ya rakyat," Kan sistem pemerintahan kita menganut sistem presidensial bukan sistem parlementer papar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kornas Jokowi, Akhrom Saleh.
Lebih lanjut, Kornas Jokowi mengajak seluruh pihak agar mengedepankan persatuan dan kesatuan dalam Pemilu 2024 mendatang. Mereka tak ingin polarisasi yang terjadi ketika Pilkada DKI 2017 dan Pilpres 2014, kembali terulang.
"Kami mengajak ayo sama-sama keluar dari narasi itu. Kita fokus pada persatuan. Kembali lagi kita sesuai arahan Pak Jokowi, membangun persatuan, berani menjaga kekayaan alam, berani menjaga yang kita punya," tandas Akhrom.(chm)
Load more