Jakarta, tvOnenews.com - Muhammad Sabil Fadhila, nama seorang guru yang dijuluki 'Guru Maneh.' Di mana julukan itu disematkan ke durinya, lantaran Sabil viral di media sosial.
Hal itu juga karena ia diberhentikan dari yayasan sekolah SMK tempatnya mengajar. Sebagaimana diketahui pemberhentian itu bukan tanpa sebab.
Namun, karena dia telah berkomentar menggunakan diksi 'maneh' di kolom komentar Instagram milik Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Meskipun kajadian itu sudah berangsur sepekan lalu, tetapi Muhammad Sabil Fadhila masih menjadi perbincangan publik. Terutama, menjadi perbincangan sebagian rakyat di Provinsi Jawa Barat, tepat tempatnya Kang Emil menjadi orang nomer satu.
Lantas, bagaimana nasib Guru Maneh itu? dan apa sebenarnya yang terjadi, bahkan apa sebenarnya maksud dan tujuan serta arti yang diungkapkan Muhammad Sabil Fadhila di kolom komentar Instagram Ridwan Kamil?
Melalui wawancara eksklusif tim tvOnenews, Muhammad Sabil Fadhila pun menceritakan semuanya tentang dirinya diberhentian dan juga menjelaskan maksud serta makna diksi 'Maneh.'
"Assalamualaikum kumaha maneh damang? (assalamualaikum, apa kabar?) maaf atuh, aku itu pakai maneh, sopan nggak ya?," tanya reporter tvOnenews saat memulai wawancara ekslusif ke Muhammad Sabil.
"Sopan sih, itu kan (Maneh) kata keakraban. Itu (maneh) kata ganti 'kamu' middle ya, untuk keakraban," ujar Muhammad Sabil kepada reporter tvOnenews.
Memang saat ini, diksi 'Maneh' menjadi sebuah polemik. Bahkan menjadi objek perdebatan di media sosial hingga media massa.
Hal itu tak lain karena gegara diksi Maneh yang ditulis Muhammad Sabil di kolom komentar Instagram Kang Emil dan hal itu juga yang membuat Sabil diberhentian sebagai tenaga didik.
Dalam persoalan ini, Muhammad Sabil mencoba menjelaskan soal makna sebenarnya kata 'Maneh' itu.
Akan tetapi, sebelum menerangkan makna kata "Maneh" itu, dia jelaskan saat ia menulis komentar dengan menggunakan kata 'Maneh' di kolom komentar Instagram Ridwan Kamil.
"Menggunakan kata 'Maneh' itu sebenarnya. Satu, kata ganti kamu ya dalam bahasa Sunda, gitu memang kalau dalam bahas Sunda kata ganti 'kamu' itu ada tiga kata yang saya ketahui. Tetapi banyak sih katanya kalau yang saya dengar dari ahli-ahli bahasa Sunda," ujar Muhammad Sabil, kepada tvOnenews, Rabu (22/3/2023).
"Cuman yang saya ketahui itu, yang paling sopan itu 'anjeun' kalau di Jawanya seperti jenengan lah. Kemudian yang keduanya itu ada, 'Maneh' dan yang ketiga itu yang paling kasar yaitu 'Sia,'" sambungnya menjelaskan.
Sementara, kalau diksi 'Maneh' sendiri dalam bahasa Sunda atau bahasa tutur Sundanya itu adalah kata keakraban. Namun demikian ia akui juga, bahwa bukan berarti dirinya sok akrab dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Kerena, dikatakannya, dirinya menggunakan kata 'Mane' di kolom komentar Instagram Kang Emil, karena melihat sosok porfil Ridwan Kamil yang begitu friendly dan akrab dengan keluargannya.
"Jadi tidak ada maksud tendensius apapun gitu, ketika menuliskan kata Maneh di kolom komentar tersebut. Apalagi bermaksud tidak sopan sama sekali," jelasnya.
Bahkan, ia ungkapkan Ridwan Kamil juga dari beberapa kesempatan sempat menggunakan kata 'Maneh' juga. Namun ia akui, bahwa dirinya tak nyangka gegara hal yang menimpa dirinya sehingga dirinya juga harus mendapatkan bullying.
"Eh efeknya ternya sampai sejauh ini, gitu," ujarnya.
Kemudian disinggung maksudnya menggunakan kata Maneh itu karena niat ingin berbuat tidak sopan? dia malah menjawab, bahwa dirinya berkali-kali melakukan klarifikasi, bahwa dirinya sama sekali tidak ada bermaksud untuk berbuat tidak sopan kepada orang nomer satu di Jawa Barat itu.
Lalu, disinggung soal makna 'Maneh' di Cirebon sendiri merupakan diksi yang sopan atau tidak saat digunakan berbicara dengan orang tua, kepala desa, dan para pajabat?
Muhammad Sabil katakan, bahwa dirinya tidak bisa menjelaskan secara terperinci. Hal ini karena ia akui keilmuan dirinya untuk mengupas kata Maneh itu bukan ada di dirinya.
"Cuman, akhir-akhir ini saya dapat pembelajaran baru. Strata dalam bahasa Sunda itu kan, dan ini bisa dicek lagi ya. Itu kan awalnya tidak ada, 'Maneh' sendiri itu kan yang saya ketahui dari beberapa budayawan atau pun ahli sastra sunda, Maneh na itu sayangku, gitu," jelas Muhammad Sabil.
Jadi, ia sebutkan 'Maneh' itu memiliki makna yang berbeda, dengan artinya sayangku. Di mana, ia jelaskan dalam lingkungan sehari-hari kata Maneh itu di Cirebon sudah biasa, apabila digunakan berbicara kepada orang yang lebih tua.
"Jadi artinya itu biasa sih, namun di sini saya dapat pelajaran baru. Di mana diksi ini (Maneh) misalnya di luar Cirebon itu tidak sama, ya ada yang bilang begitulah," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Muhammad Sabil diberhentikan dari SMK Telkom Sekar Kemuning Kota Cirebon, Jawa Barat, tempat dia mengajar. Hal ini lantaran dinilai melakukan pelanggaran setelah berkomentar di unggahan media sosial instagram (IG) Gubernur Ridwan Kamil.
"Saya memang sudah dipecat, tapi di sini (surat) bertuliskan pengakhiran hubungan kerja, ini dikarenakan komentar saya di IG Gubernur Ridwan Kamil," kata Muhammad Sabil Fadhilah di Cirebon, Rabu (15/03/2023).
Sabil mengatakan ia berkomentar di unggahan IG Gubernur Jabar saat berinteraksi dengan anak-anak SMP yang berada di Tasikmalaya.
Komentar tersebut dituliskan dirinya menggunakan Bahasa Sunda "Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil???" (Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur jabar atau kader partai atau pribadi).
Sabil mengakui penggunaan kata "maneh" memang kurang sopan, karena ia berpendapat bahwa Ridwan Kamil merupakan orang yang "humble" apalagi setiap tampil di televisi maupun medsos sering menganggap kalau perkataan warganet itu biasa saja.
"Saya tahu saya salah menggunakan kata 'maneh', karena di dalam bahasa Sunda ada tingkatannya dan kata 'maneh' menempati urutan kedua. Karena yang saya tahu Ridwan Kamil mudah akrab, apalagi ketika tampil di televisi," katanya.
Ia mengatakan alasan mengomentari unggahan Gubernur Ridwan Kamil karena saat berinteraksi yang bersangkutan menggunakan jas kuning, dan ia mempertanyakan kenapa menggunakan jas tersebut, mengingat sedang berinteraksi dengan siswa-siswi.
Karena sepengetahuan Sabil, Ridwan Kamil baru saja masuk ke partai yang memiliki warna kuning, sehingga ia mencoba mempertanyakannya.
"Ketika berhadapan dengan dunia pendidikan sepemahaman saya tidak ada politik praktis di lingkungan sekolah. Dan Ridwan Kamil saat itu mengenakan jas kuning," katanya.
- Gubernur Jawa Barat
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam unggahannya di media sosial mengklarifikasi terkait permasalahan guru yang diberhentikan, dan ia mengaku kaget ketika mengetahuinya.
"Menyikapi hadirnya berita bahwa ada guru SMK diberhentikan oleh yayasannya karena mengkritik saya, yang membuat saya juga kaget," tulis Gubernur Ridwan Kamil di akun pribadinya.
Menurutnya sudah ribuan kritikan untuk dirinya dan ia menanggapi dengan santai dan biasa saja, bahkan sering pula dibalas dengan candaan.
Namun lanjut Ridwan Kamil, karena yang berkomentar kasar seorang guru, dikhawatirkan ditiru dan dilihat anak didiknya, sehingga pihak sekolah memberikan tindakan tegas.
"Mungkin karena yang melakukan posting kasar adalah seorang guru, yang postingannya mungkin dilihat/ditiru oleh murid-muridnya, maka pihak sekolah/yayasan untuk menjaga nama baik institusi memberikan tindakan tegas sesuai peraturan sekolah yang bersangkutan," tulisnya. (mii/aag)
Load more