Teddy Minahasa Berbalik Akui Typo Tulis 'Trawas' yang Sebenarnya 'Tawas'
- tim tvOnenews/Muhammad Bagas
Jakarta, tvOnenews.com - Terdakwa Teddy Minahasa Putra mengaku salah ketik alias typo ketika memerintahkan Dody Prawiranegara mengganti barang bukti narkoba sabu-sabu dengan tawas.
Sebelumnya, Teddy Minahasa menyebutkan maksud tulisan percakapan di WhatsApp (WA) dengan Dody ialah 'trawas', salah satu kecamatan di Jawa Tengah.
Namun, ketika diperiksa sebagai terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Barat (PN Jakbar), Kamis (16/3/2024), Teddy mengatakan salah ketik.
"Maksudnya bukan suatu perintah untuk menyisihkan BB (barang bukti) dengan itu, mungkin saya typo. Maksud saya itu tawas. Saya sendiri tidak terlalu hafal tulisannya," ungkap Teddy Minahasa.
Hakim Ketua PN Jakbar, Jon Sarman Saragih menegaskan kembali pernyataan Teddy terkait hal tersebut.
![]()
Teddy Minahasa saat Jalani Sidang di PN Jakbar (tim tvOnenews)
"Maksud saudara itu tawas, ya, sebenarnya?"tanya Hakim Jon.
Teddy Minahasa lantas membenarkan pertanyaan tersebut, karena telah terbukti dengan emoji orang tertawa.
"Maksud saya tawas dan bonus anggota ditambah emoji orang tertawa. Demikian, Yang Mulia," tegas Teddy.
Sementara itu, Teddy mengatakan mengetahui adanya laporan penangkapan dan penyitaan narkoba dari Kapolres Bukittinggi, kala itu Dody Prawiranegara.
Menurut dia, terdapat buki laporan Kapolres Bukittinggi kepadanya yang menjabat sebagai Kapolda Sumatera Barat (Sumbar).
"Betul, Yang Mulia. Laporan dari saudara Dody sebagai Kapolres Bukittinggi," imbuhnya.
![]()
Reza Indragiri saat menjadi saksi ahli di PN Jakbar (tim tvOnenews)
Saksi Ahli Sebut Isi Chat Teddy Minahasa dan Dody Prawiranegara ‘Perintah Jahat’
Reza Indragiri Amriel mengungkap arti isi chat antara Teddy Minahasa kepada Dody Prawiranegara sebagai sebuah niat jahat.
Penasihat hukum Teddy Minahasa menampilkan bukti chat percakapan dengan Dody soal mengganti sabu-sabu dengan trawas, yang mana ditolak melalui sebutan 'siap tidak berani jenderal'.
Menurut Reza, komunikasi keduanya terjadi secara vertikal antara atasan dan bawahan.
"Sebab, ada kata jenderal dan siap nggak berani jenderal. Ini saya bayangkan yang di bawah kotak hijau itu memiliki jabatan pangkat lebih rendah daripada di atas. Bukan komunikasi setara, melainkan vertikal," kata Reza di PN Jakbar, Kamis (16/3/2023).
Load more