Jakarta - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan salah satu mitra Kemensos dalam meningkatkan profesionalitas Tagana. Asisten Teritorial (Aster) Kopassus Letkol. Inf. Irfan Amir menyambut baik dan mengapreasiasi pelatihan pembentukan Task-Force Tagana sebagai upaya menciptakan Tagana yang berkarakter disiplin dan bertanggungjawab, serta memiliki jiwa kemanusiaan dan berwawasan kebangsaan.
“Melalui pelatihan ini, peserta akan diberikan pelatihan dan pemahaman pembentukan karakter disiplin, serta tanggung jawab. Diharapkan, ke depannya, akan terbentuk karakter positif yang dapat melatih ketahanan mental Tagana, bahkan ketika harus menghadapi situsi tersulit apapun saat bencana,” ujar Irfan Amir di Cijantung, Jakarta Timur.
Pelatihan pembentukan Task-Force Tagana, yang diikuti oleh 30 peserta ini, dilaksanakan selama empat belas hari, sejak Rabu (8/2) dan rampung hari ini (21/2).
Tiga hari pertama, pelatihan diberikan oleh pasukan elite yang dipusatkan di Markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur. Sementara, hari keempat dan selanjutnya dilakukan di Tagana Center di Sentul dan di Sentra Terpadu “Inten Soeweno” di Cibinong.
Sejumlah pihak terkait yang turut memberikan pelatihan pembentukan Task-Force Tagana yaitu Kopassus, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Palang Merah Indonesia (PMI), dan Vertical Rescue Indonesia (VRI).
Adapun, materi pelatihan yang diberikan yakni cara melakukan layanan tanggap darurat bencana, hingga Vertical Rescue atau cara melakukan penyelamatan dari lokasi-lokasi sulit menggunakan Teknik evakuasi korban, termasuk teknik yang dapat digunakan untuk mendistribusikan bantuan logistik dengan mengutamakan keamanan dan kerja sama tim.
Salah seorang peserta pelatihan pembentukan Task-Force Tagana dari Kota Surabaya, Nur Abadi mengaku bangga lantaran mendapat kesempatan mengikuti kegiatan ini.
“Alhamdulillah, saya diberi kesempatan untuk bisa mengikuti beberapa pelatihan, termasuk pelatihan yang pertama, tiga hari di Makopassus, kemudian lanjut, di Tagana Center. Tentunya, sebagai salah satu orang terpilih, saya merasa senang dan bangga memiliki kesempatan mengikuti pelatihan Task-Force Tagana,” kata pria asal Surabaya ini.
Menurutnya, pelatihan ini memberinya banyak sekali pembelajaran berupa ilmu dan teknik-teknik yang bisa diterapkannya sekembalinya ke tempat penugasan atau saat diterjunkan ke lokasi-lokasi rawan dan terdampak bencana.
“Alhamdulillah, dalam pelatihan ini, kami mendapatkan banyak sekali ilmu dan manfaat. Kami sudah diajari berbagai macam ilmu, termasuk Vertical Rescue. Pada pelatihan Vertical Rescue, kami diajarkan tali temali, apa itu shelter, simulasi dan kebutuhannya, observasi lingkungan sebelum mendirikan tenda, hingga uji coba evakuasi korban dengan cara penyeberangan,” ucapnya.
Senada dengan Nur Abadi, peserta pelatihan pembentukan Task-Force Tagana dari Kabupaten Jember, Nur Kholis mengungkapkan kunci dari pelatihan yang ia ikuti selama empat belas hari bersama pelatih dari sejumlah pihak terkait, yaitu kekompakan dan ketepatan tim saat bertugas di lapangan.
“Kesan yang kami dapatkan adalah ini membentuk teamwork, kesolidan kami, kecepatan kami, ketepatan kami, kehati-hatian kami dalam bekerja juga. Di sini, kita mendapatkan ilmu itu. Intinya, pelatihan ini keren! Mantap!” katanya usai mengikuti pelatihan pembentukan Task-Force Tagana.
Load more