- Facebook/McLaren
Para Pengamat Formula 1 Sebut Papaya Rules Menjadi Penyebab McLaren Gagal Menangkan F1 GP Qatar 2025
tvOnenews.com - Pada gelaran F1 GP Qatar 2025 akhir pekan kemarin, McLaren mendapatkan sorotan tajam dari para pengamat Formula 1 karena blundernya.
McLaren dianggap melakukan blunder fatal yang menyebabkan dua pembalap mereka gagal meraih kemenangan di F1 GP Qatar 2025.
Banyak pengamat menilai kebijakan internal mereka, dikenal sebagai Papaya Rules, menjadi faktor utama yang membuat tim asal Inggris itu kehilangan kesempatan emas menaklukkan Max Verstappen.
- Facebook/McLaren
Papaya Rules merupakan istilah dari kode etik McLaren untuk dua pembalapnya yakni Lando Norris dan Oscar Piastri menjalani balapan dengan persaingan adil, bersih dan tidak merugikan tim.
Sayangnya, banyak pengamat menilai jika Papaya Rules merupakan faktor yang membuat McLaren gagal menang di Qatar.
Masalah bermula ketika McLaren memutuskan tidak memanggil Oscar Piastri maupun Lando Norris ke pit saat Safety Car muncul di awal balapan.
Keputusan itu membuat mereka kehilangan keuntungan strategis yang dimanfaatkan tim-tim pesaing.
Saat rival-rival langsung mengambil kesempatan melakukan pitstop mudah, Piastri dan Norris harus melanjutkan balapan dalam kecepatan penuh sambil mengejar ritme Verstappen.
Situasi itu membuat strategi McLaren terkunci dan sulit berkembang.
- REUTERS/Thaier Al-Sudani
Pada akhir lomba, Piastri hanya mampu finis delapan detik di belakang Verstappen, sementara Norris gagal naik podium setelah menutup balapan di posisi keempat.
Salah satu pengamat F1, Karun Chandhok menjadi salah satu yang paling vokal.
“Saya sungguh yakin hari ini adalah contoh utama di mana McLaren seharusnya finis satu-dua,” ujarnya.
Ia menyebut keputusan tidak memisahkan strategi sebagai faktor yang membuat Verstappen leluasa mengontrol balapan.
“Mereka tidak membagi strategi. Penekanan untuk menjaga keseimbangan mungkin, dengan tidak membawa kedua mobil, mereka telah membiarkan Max unggul.” lanjutnya.
- Facebook/McLaren
Pandangan serupa datang dari Bernie Collins, pengamat sekaligus mantan ahli strategi Aston Martin. Ia mempertanyakan keputusan McLaren saat Piastri memiliki margin cukup besar.
“Piastri punya selisih tiga detik dari Verstappen. Dengan keunggulan itu, saya tidak mengerti untuk Oscar Piastri, jika itu mobil tunggal, kenapa tidak masuk pit,” ucapnya.
Menurut Collins, posisi Norris memang lebih rumit karena potensi stack-up dengan Piastri.
“Jika Anda bertanya tentang Papaya Rules, keraguan untuk stack-up Norris dan menghalanginya untuk mencapai semua yang dia bisa, sungguh menyakitkan.” tutupnya.
Collins menegaskan hanya McLaren yang mengetahui alasan sebenarnya. Namun ia menilai tim itu masih perlu banyak belajar, terutama dalam mengambil keputusan cepat pada momen krusial yang menentukan hasil balapan.
(akg)