- Facebook Red Bull Racing
Tanggapi Rumor Christian Horner, Pengamat F1 Bocorkan Eks CEO Red Bull Itu Tak Akan Kembali ke Formula 1 Sebagai...
tvOnenews.com - Pengamat F1 sekaligus komentator, Martin Brundle, mengungkap alasan kuat mengapa Christian Horner tak berniat kembali ke dunia Formula 1 sebagai kepala tim.
Horner resmi dipecat dari jabatannya sebagai CEO sekaligus kepala tim Red Bull usai F1 GP Inggris 2025 pada Juli lalu.
Ia mengakhiri masa kepemimpinan selama dua dekade yang penuh prestasi bersama tim asal Milton Keynes itu.
- Facebook/Oracle Red Bull Racing
Posisinya kini digantikan oleh Laurent Mekies, yang sebelumnya memimpin Racing Bulls.
Sejak pergantian tersebut, performa Red Bull justru meningkat signifikan di paruh kedua musim.
Max Verstappen tampil luar biasa di bawah kepemimpinan Mekies, tak pernah finis di luar tiga besar sejak F1 GP Belanda, serta merebut tiga kemenangan dalam enam balapan terakhir.
Dalam acara Sky Sports F1, Brundle memuji pendekatan teknis yang diterapkan Mekies dan menilai karakter inilah yang membuat Horner enggan kembali memimpin tim.
“Sangat terkesan dan dia menanganinya dengan sangat dewasa,” ujar Brundle.
“Ego, sama sekali tidak ada. Kita melihat tipe kepala tim baru akhir-akhir ini, ya? Itulah mengapa Christian tidak ingin kembali menjadi kepala tim.” tambahnya.
- Facebook Red Bull Racing
Menurut Brundle, gaya kepemimpinan berbasis teknik dan kolaboratif seperti Mekies terbukti efektif menyatukan para spesialis dalam satu arah yang sama.
Spekulasi mengenai masa depan Horner sempat mencuat setelah ia disebut mencapai kesepakatan pesangon dengan Red Bull pada September lalu, yang memungkinkannya kembali ke F1 pada 2026.
Beberapa tim seperti Ferrari, Aston Martin, Haas, dan Alpine disebut berminat, meski Cadillac menepis kabar keterlibatan mereka.
Brundle mengungkap Horner pernah mengatakan kepadanya bahwa ia hanya akan kembali ke F1 jika memiliki andil nyata dalam sebuah tim.
“Dia menjelaskan dengan sangat jelas bahwa dia hanya akan kembali jika dia punya andil dalam permainan ini,” ujar Brundle.
“Bukan sekadar menjadi manajer dan kepala tim seperti dulu.” tutupnya.
(akg)