- tvOnenews.com/Ilham Giovani Pratama
Anindya Bakrie Kirim Doa untuk Korban Banjir Bandang di Aceh-Sumut Jelang Pelepasan Atlet Akuatik ke SEA Games 2025
Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Umum PB Akuatik Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengungkapkan rasa belasungkawa dan mengirim doa untuk para korban banjir bandang di Aceh-Sumatera Utara.
Momen itu terjadi jelang pelepasan para atlet cabang olahraga Akuatik ke SEA Games 2025.
PB Akuatik Indonesia ini baru saja menggelar pelepasan para atlet dan ofisial untuk tampil di SEA Games 2025. Acara tersebut berlangsung di The Convergence Indonesia, Kuningan, Jakarta pada Sabtu (6/12/2025).
- tvOnenews.com/Ilham Giovani Pratama
Total ada 68 atlet dan ofisial yang nantinya berjuang di Thailand. Pesta olahraga Asia Tenggara itu dijadwalkan berlangsung mulai 9 hingga 20 Desember mendatang.
Jelang melepas para atlet, Anindya Bakrie mengungkapkan rasa belasungkawa terhadap para korban banjir bandang. Dalam sambutannya, ia meminta doa supaya bencana di wilayah Aceh-Sumut itu bisa segera pulih.
Anindya Bakrie menyebut jika wilayah tersebut saat ini dalam situasi sangat membutuhkan bantuan. ia pun kembali meminta untuk selalu mendoakan para korban yang terdampak akibat bencana banjir bandang tersebut.
"Sebelum kita lanjutkan, kita juga ingin mengajak semua Untuk selalu mendoakan saudara-saudara kita yang sedang berduka, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat," ujar Anindya Bakrie, Sabtu (6/12/2025).
"Keadaan (di sana) benar-benar sangat membutuhkan," sambungnya dalam kata sambutan sebelum melepas para atlet Akuatik Indonesia.
- tvOnenews.com/Ilham Giovani Pratama
Lebih lanjut, dirinya berharap jika para korban selalu bisa diberi ketabahan untuk melewati cobaan bencana tersebut. Ia pun mendoakan jika bantuan yang disalurkan bisa segera tersampaikan kepada para korban.
"Oleh karenanya, marilah kita doakan agar sahabat-sahabat kita, saudara-saudara kita diberikan kekuatan, ketabahan untuk melewati cobaan. Dan semoga bantuan segera diterima Tuhan yang Maha Esa juga memberikan suatu kemudahan kepada mereka semua," kata Anindya Bakrie.
Anindya Bakrie mengumumkan ada 68 atlet yang nantinya berjuang di Thailand. Selain itu, terdapat 32 ofisial yang turut menemani demi bisa meraih medali emas di ajang dua tahunan tersebut.
Ada lima cabang olahraga (cabor) yang diikuti Akuatik Indonesia. Nomor-nomor yang dipertandingkan seperti renang, renang perairan terbuka, loncat indah, polo air, dan renang artistik.
Anindya Bakrie mengatakan bahwa jumlah atlet terbanyak berasal dari polo air, yakni 28 atlet. Kemudian ada cabor renang yang memiliki 22 atlet.
- tvOnenews.com/Ilham Giovani Pratama
Lalu untuk cabor polo air dan renang perairan terbuka, masing-masing ada empat atlet yang siap berjuang. Sedangkan renang artistik memiliki total 10 atlet.
"Tahun ini Akuatik Indonesia ini akan mengirim lima cabang olahraga. Ada 22 atlet dari renang, empat atlet dari loncat Indah, 28 atlet polo Air perempuan dan laki-laki," jelas Anindya Bakrie.
"Renang artistik 10 atlet, perairan terbuka empat atlet. Semuanya adalah 68 (atlet) dan 32 ofisial," tambahnya.
Total 68 atlet yang dikirimkan ke Thailand ini tercatat menjadi yang terbanyak sepanjang sejarah keikutsertaan. Selain itu, Akuatik Indonesia menjadi salah satu wakil dari 1021 atlet dari kontingen Indonesia.
Anindya Bakrie menjelaskan bahwa Akuatik Indonesia telah berhasil meraih tujuh medali saat SEA Games 2023 di Kamboja. Penghargaan yang diraih berupa tiga medali emas, satu perak, dan tiga perunggu.
{{imageId:384605}}
Pria yang pernah menjabat sebagai Chef de Mission Indonesia di Olimpiade Paris 2024 itu berharap jika cabor Akuatik bisa memecahkan rekor. Ia mendoakan jika para atlet bisa meraih hasil terbaik saat tampil di Thailand.
"Nah di masa lalu kita berhasil mendapatkan tujuh medali, tiga emas, 1 perak, dan 3 perunggu dari. Dan kali ini, marilah kita berdoa dan berjuang di bawah kepemimpinan pak manajer untuk kita bisa menghasilkan lebih banyak," kata Anindya Bakrie.
"Lalu kita dengar sendiri bahwa menaikkan, istilahnya bonus yang bisa dicapai oleh para atlet. Dan ini tentu bisa memicu, walaupun bukan satu-satunya alasan kita berjuang untuk mati-matian untuk bangsa dan negara kita," tutupnya.
(igp)