- KOVO
Red Sparks Tak Akan Dapat Jasa Opposite Terbaik, Jika Megawati Hangestri Tak Mendengar Sosok Ini dalam Karier Volinya, Siapa Dia?
tvOnenews.com - Kisah di balik kesuksesan Megawati Hangestri selama dua musim di Liga Voli Korea dengan berseragam Red Sparks, ada campur tangan sosok ini dalam karier voli Megatron.
Jika saja Megawati Hangestri tidak mendengarkan apa saran dan perkataan dari soso tersebut, mungkin saja, kita tidak akan pernah tahu sebuah klub di Korea bernama Red Sparks, yang kini populer berkat adanya Megatron.
Tak hanya itu, naiknya pamor V-League juga tak lepas dari performa apik Megawati Hangestri, yang membawa massa dan penonton baru dari Asia Tenggara, khusus Indonesia.
Meski sebelumnya, pevoli kelahiran Jember itu mengaku bahwa ketika bermain di Indonesia dirinya dikenal biasa saja, tak seperti antusiasme penggemar Voli Korea.
"Kalau di Indonesia aku tuh kayak, menurut aku sih biasa aja sih kayak, jarang. Mungkin lebih banyak yang lebih tenar temen-temen aku, banyak yang lebih terkenal kalau di Indonesia," ungkapnya dilansir dari Youtube Korea Reomit.
"Aku bener volinya bagus, bukannya aku merendah ya, tapi ini menang kenyataan, emang real begitu, kalau orang lihat pasti,'Mega ya sekedar prestasi saja, entertaint tuh biasa," sambungnya.
Sementara itu, partai final V-League 2024/2025 yang mempertemukan Red Sparks dengan Pink Spiders menyuguhkan tensi tinggi dan drama yang menegangkan, karena Mega hampir saja sebagai pemain Indonesia pertama menjadi juara di Liga Voli Korea.
Duel tersebut berjalan ketat bahkan menghabiskan lima leg. Namun, takdir berkata lain, Red Sparks harus mengikhlaskan trofi V-League untuk Pink Spiders.
Ratu Voli Korea Kim Yeon-koung sempat jumawa ingin menghabisi Red Sparks di game ketiga, namun Megatron dalam kondisi cedera pada lag 1 masih bisa membawa pertandingan ke game ke-5.
Meski sudah di Indonesia lebih dari sebulan, namun ribuan cerita Megatron selama berseragam Red Sparks seolah tak habis ceritanya.
Daejeon Red Sparks dirasa cukup beruntung bisa diperkuat oleh atlet voli putri Indonesia yang berasal dari Jember yaitu Megawati Hangestri.
Pasalnya, kehadiran Megawati Hangestri di Red Sparks bukan hanya berdampak kepada prestasi saja, tapi juga finansial sampai popularitas di luar Korea.
Bukan hanya jumlah followers Red Sparks saja yang meningkat drastis, tapi juga jumlah followers media sosial dan penonton youtube dari KOVO meningkat.
Dampak kehadiran Megawati Hangestri di Liga Voli Korea atau V-League selama dua musim.
Berbicara soal prestasi, Megawati Hangestri sukses membawa Red Sparks finis di posisi ketiga V-League musim lalu untuk kali pertama dalam tujuh tahun.
Sementara itu, prestasi di musim ini lebih mentereng lagi, seperti 13 kemenangan beruntun di V-League, juara pra-musim di Taiwan, hingga runner-up KOVO Cup 2024.
Tak sampai di situ, menyoal raihan individu, Megawati Hangestri mengoleksi dua gelar MVP dan juga masuk 3 besar top skor V-League.
Pasca meninggalkan Red Sparks dan tidak memperbaharui kontrak untuk musim depan, nasib V-League diujung tanduk lantaran tidak adanya ikon yang tertinggal.
Di sisi lain, Megawati Hangestri menceritakan perjalanannya sebagai pemain voli dari umur 11 tahun, yang terbilang cukup telat.
Hal mengejutkan adalah ternyata opposite spiker bukan posisi asli dari Megawati Hangestri saat pertama kali berkarier di dunia Voli.
Sosok yang mendorongnya untuk terjun ke dunia voli adalah ayahanda, karena dinilai lebih cocok dari segi postur ketimbang bermain sepak bola.
"Kelas 1 SMP aku pertama kali main voli, mungkin itu telat, biasanya anak voli itu mulai dari kelas 4 SD, aku baru kelas 1 SMP main voli," ujar Mega dilansir dari youtube moji.social
Pevoli berjuluk Megatron itu mengaku bahwa pada awalnya dirinya berposisi sebagai outside hitter sampai tahun 2019.
Kemudian, ada satu sosok yang menyarankannya untuk berganti posisi.
"Tahu kan Coach Oo Octavian, aku disuruh ke Opposite, aku gak passing di saat itu," ujarnya.
- KOVO
Penuh pergulatan batin saat dirinya harus berganti posisi, sampai harus adegan menangis, tapi Coach Oo terus membujuk.
"Nangis awalnya di belakang layar, cerita ke senior-senior, bisa nggak ya aku di posisi opposite," ungkapnya.
"Sedangkan arah pukulan aku di posisi berlawan, bolanya harus pindah ke arah berlawanan. Akhirnya coba-coba, enjoy di posisi sampai sekarang," pungkas Megatron. (ind)