news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Megawati Hangestri bersama Yeum Hye-seon dan Vanja Bukilic.
Sumber :
  • Instagram @red__sparks

Red Sparks Terpuruk di Dasar Klasemen Usai Kehilangan Megawati Hangestri Cs? Media Korea: Semua Pemain Kunci Musim lalu, Telah Pergi

Red Sparks terbenam di papan bawah klasemen, sebuah kondisi yang nyaris tak terbayangkan musim lalu. Kepergian Pyo Seung-ju, Megawati Hangestri, dan Vanja Bukilic
Sabtu, 27 Desember 2025 - 20:52 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - Nasib Daejeon JungKwanJang Red Sparks di Liga Voli Korea 2025–2026 kian mengkhawatirkan. Tim yang musim lalu dielu-elukan sebagai kekuatan baru kini justru terbenam di papan bawah klasemen

Penurunan performa ini tak lepas dari kepergian sejumlah pemain kunci yang sebelumnya menjadi tulang punggung Red Force.

Kepergian Pyo Seung-ju yang memilih pensiun, disusul Megawati Hangestri Pertiwi dan tandem serangnya Vanja Bukilic, menjadi titik balik yang terasa pahit. 

Tiga nama tersebut bukan sekadar pengisi skuad, melainkan simbol kebangkitan Red Sparks dalam dua musim terakhir. Tanpa mereka, Red Sparks seperti kehilangan identitas permainan.

Situasi sulit ini memaksa pelatih Ko Hee-jin bersikap lebih realistis dan bijaksana dalam menjalani Liga Voli Korea 2025–2026. 

Kemenangan menjadi barang langka bagi Red Sparks, sangat kontras dibanding musim lalu ketika mereka melaju hingga final playoff dan finis sebagai runner-up.

Megawati Hangestri dan Pyo Seung-ju
Sumber :
  • Red Sparks

 

Era Keemasan Bersama Megawati dan Bukilic

Tak sedikit pihak menilai keberhasilan Red Sparks di musim-musim sebelumnya sangat bergantung pada komposisi pemain, terutama kehadiran Megawati Hangestri Pertiwi. 

Pevoli asal Jember, Jawa Timur, itu memperkuat Red Sparks selama dua musim, yakni 2023–2024 dan 2024–2025, dengan dampak yang signifikan.

Pada musim debutnya di Korea Selatan, Megawati sukses membawa Red Sparks mengakhiri penantian tujuh musim untuk kembali tampil di fase playoff. 

Puncaknya terjadi di musim terakhirnya, ketika ia bersama Vanja Bukilic membentuk duet mematikan yang mengantar Red Sparks melesat ke babak final.

Secara individu, Megawati juga tampil konsisten dengan selalu menembus 10 besar daftar pencetak poin terbanyak liga dalam dua musim beruntun. 

Namun, seluruh catatan manis itu kini tinggal kenangan setelah Red Sparks kehilangan trisula maut mereka.

Terpuruk di Dasar Klasemen Liga Voli Korea

Realita pahit musim ini kembali terlihat saat Red Sparks menelan kekalahan dramatis dari Suwon Hyundai E&C Hillstate pada putaran ketiga fase reguler, Kamis (25/12/2025). 

Dalam laga lima set yang ketat, Red Sparks tumbang 2–3 (20-25, 26-24, 25-14, 19-25, 12-15).

Hasil tersebut semakin menenggelamkan Yeum Hye-seon dan kawan-kawan di dasar klasemen sementara Liga Voli Korea 2025–2026. Red Sparks pun identik dengan kekalahan, sebuah kondisi yang nyaris tak terbayangkan musim lalu.

Masalah Red Sparks diperparah dengan kondisi skuad yang pincang. Pemain kuota Asia mereka, Wipawee Srithong, tak pernah sekalipun tampil akibat proses pemulihan cedera yang berjalan lambat. Pevoli asal Thailand itu akhirnya meninggalkan tim tanpa sempat mencicipi satu pertandingan pun.

Sebagai pengganti, Red Sparks merekrut pevoli Mongolia Jamiyanpurev Enkhsoyol. Namun, performa Enkhsoyol sejauh ini belum mampu menutup lubang besar yang ditinggalkan para pemain sebelumnya.

Media Korea Selatan, MyDaily, turut menyoroti keterpurukan Red Sparks dengan mengingatkan kembali kekuatan mereka musim lalu.

“Red Sparks sedang berjuang untuk keluar dari posisi juru kunci klasemen,” tulis MyDaily.

“Pyo Seung-ju, Megawati, dan Bukilic, semua pemain kunci di skuad runner-up musim lalu, telah pergi.”

Media tersebut juga menambahkan, “Sang kapten Yeum Hye-seon absen di awal musim karena cedera, dan mantan anggota tim nasional Thailand, Wipawee Sithong meninggalkan tim tanpa memainkan satu pertandingan pun.”

Harapan Baru dari Pemain Muda

Di tengah keterpurukan, Ko Hee-jin mencoba menyalakan optimisme dengan memberi kepercayaan lebih kepada pemain muda seperti Lee Seon-woo serta Enkhsoyol. 

Pelatih berusia 45 tahun itu menyadari bahwa persoalan utama timnya terletak pada lemahnya receive atau penerimaan bola pertama setelah servis lawan.

Ko memahami bahwa dengan komposisi pemain yang masih berkembang, ia harus lebih sabar dan cermat dalam menyusun strategi. Ia percaya proses ini akan membuahkan hasil, meski tidak instan.

“Perkembangan para pemain muda kita dapat menjadi kekuatan besar di paruh kedua musim ini dan musim depan,” kata Ko.

“Musim masih berlanjut, para pemain harus terus bermain dan ini bukanlah akhir.”

“Saya akan mengatasi ini dengan bijaksana dan penuh harapan, menyampaikan pesan, saya akan mengamati perkembangan para pemain dan memimpin musim ini dengan baik,” imbuhnya.

Bagi Red Sparks, musim ini mungkin terasa kelam. Namun, di balik keterpurukan, Ko Hee-jin menaruh harapan bahwa dari reruntuhan era Megawati, Bukilic, dan Pyo Seung-ju, fondasi baru perlahan akan terbentuk untuk masa depan. (udn)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

00:57
01:35
01:23
02:19
03:49
15:06

Viral