- Kemenpora
Pencak Silat Kembali Jadi Lumbung Emas SEA Games 2025, Zaki Prasong Blak-blakan Masih Belum Jelas Soal Masa depan Di Dunia Persilatan
Trio tersebut meraih skor tertinggi 9,965 poin dari penilaian juri, unggul tipis atas beregu Singapura yang mencatat nilai 9,935. Emas dari nomor seni ini menjadi fondasi penting bagi pencak silat Indonesia dalam memenuhi target empat emas di SEA Games 2025.
Usai pertandingan, Safira Dwi Meilani menyampaikan rasa bangganya bisa mempersembahkan medali emas bagi Indonesia. “Alhamdulillah emas ini saya persembahkan untuk keluarga, pelatih hingga teman-teman yang ada di pelatnas,” kata Safira, melansir dari Kemenpora.
Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Erick Thohir, turut memberikan apresiasi tinggi kepada para atlet pencak silat yang dinilai berhasil menjaga tradisi panen medali di setiap penyelenggaraan SEA Games.
“Luar biasa penampilan yang ditunjukkan para atlet pencak silat kita. Mereka melanjutkan tradisi panen medali di setiap penyelenggaraan SEA Games. Melihat konsistensi, perjuangan dan totalitas mereka, ini menjadi bukti bahwa pencak silat layak untuk dimasukkan dalam 21 cabang unggulan. Kita akan terus dorong dan upayakan cabang ini kembali dipertandingkan di Asian Games, karena cabor ini berpotensi menjadi lumbung emas kita,” ujar Menpora Erick.
Profil Singkat dan Prestasi Zaki Prasong
Muhammad Zaki Zikrillah Prasong merupakan pesilat putra Indonesia asal Nusa Tenggara Timur yang dikenal memiliki gaya bertanding agresif serta disiplin tinggi. Atlet berusia 24 tahun ini menjadi salah satu tulang punggung tim pencak silat Indonesia dalam dua edisi SEA Games terakhir.
Medali emas di SEA Games 2025 Thailand menjadi emas kedua Zaki sepanjang keikutsertaannya di SEA Games. Sebelumnya, pada SEA Games 2023 Kamboja, ia turun di kelas 50–55 kg dan juga berhasil meraih medali emas. Di Thailand, Zaki menjalani debut di kelas baru 55–60 kg.
“Ini pertama kali saya bermain di kelas 55–60 kg, jadi sangat menantang,” ujar Zaki kepada awak media di Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Kamis (18/12).
Ia mengakui persaingan di kelas tersebut jauh lebih berat. “Ada perbedaan bobot, massa otot, dan jangkauan. Itu PR buat saya,” katanya.
Meski berhasil memenuhi target emas tim pencak silat Indonesia, Zaki menilai masa depan atlet tidak selalu menjanjikan. Karena itu, ia memilih menyiapkan langkah di luar arena pertandingan.