news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Megawati Hangestri saat membela Timnas Voli Putri Indonesia.
Sumber :
  • Facebook SAVA

Megawati Hangestri dkk Hancur Lebur, Simak 7 Fakta Kegagalan Timnas Voli Putri Indonesia di SEA V League 2025

SEA V League 2025 menjadi ajang ujian berat bagi Megawati Hangestri dan Timnas Voli Putri Indonesia. Kekalahan demi kekalahan yang terjadi di dua leg turnamen Thailand dan Vietnam
Senin, 11 Agustus 2025 - 13:18 WIB
Reporter:
Editor :

tvOnenews.com - SEA V League 2025 menjadi ajang ujian berat bagi Megawati Hangestri dan Timnas Voli Putri Indonesia. Alih-alih menorehkan prestasi, skuad Merah Putih justru pulang dengan catatan pahit, enam laga tanpa satu pun kemenangan. 

Kekalahan demi kekalahan yang terjadi di dua leg turnamen Thailand dan Vietnam membuat posisi Indonesia terperosok ke dasar klasemen.

Padahal, turnamen ini awalnya dipandang sebagai momentum penting untuk mengukur kekuatan tim sekaligus menguji strategi baru. 

Kehadiran Megawati Hangestri Pertiwi sebagai kapten sempat memunculkan optimisme. 

Publik berharap pengalaman internasional sang bintang mampu menjadi bahan bakar untuk mengangkat mental dan performa rekan setimnya.

Namun kenyataan di lapangan berkata lain. Lini pertahanan rapuh, koordinasi yang kerap berantakan, dan minimnya variasi serangan membuat Indonesia mudah dibaca lawan. 

Kritik pun mengalir deras dari pecinta voli, menyoroti kinerja pelatih, federasi, hingga strategi permainan yang dinilai gagal total.

7 Fakta Kegagalan Timnas Voli Putri Indonesia di SEA V League 2025

1. Gagal Menang di Semua Laga
Dalam enam pertandingan yang dijalani di SEA V League 2025, Indonesia tidak pernah sekalipun meraih kemenangan. Leg pertama di Thailand diwarnai kekalahan 0-3 dari Vietnam, lalu tumbang 1-3 dari Thailand dan Filipina.

2. Tersungkur di Leg Kedua
Situasi makin parah di leg kedua di Vietnam. Tim asuhan Octavian selalu kalah telak dengan straight set 0-3 dari Thailand, Vietnam, dan Filipina.

3. Finis di Posisi Juru Kunci
Dengan nol kemenangan, Timnas Voli Putri Indonesia menutup turnamen di posisi paling buncit klasemen. Ini menjadi catatan terburuk dalam empat edisi terakhir, setelah pada 2024 mereka juga berada di posisi terakhir.

4. Ekspektasi Tinggi pada Megawati Hangestri
Sebelum turnamen, kehadiran Megawati sempat memicu optimisme besar. Pengalaman bermain di liga Korea Selatan dan tampil di berbagai ajang internasional membuat publik berharap ia bisa memimpin kebangkitan tim. Sayangnya, performa tim secara keseluruhan justru jauh dari harapan.

5. Kritik Pedas dari Volimania
Media sosial dibanjiri komentar pedas. Beberapa netizen menyebut tim “memalukan” dan “ratu medioker ASEAN.” 

Kritik diarahkan pada semua lini, pemain, pelatih, hingga PBVSI dengan tuntutan perombakan besar-besaran.

6. Strategi dan Persiapan yang Minim
Banyak yang menilai kekalahan ini bukan semata akibat pemusatan latihan yang singkat, tetapi lebih pada kualitas strategi dan koordinasi tim. Minimnya variasi serangan dan lemahnya pertahanan membuat lawan mudah mendominasi.

7. Tanggung Jawab Federasi
Sebagian komentar publik menuntut PBVSI mengambil langkah konkret, termasuk evaluasi menyeluruh terhadap pelatih dan sistem pembinaan pemain, agar Indonesia tidak terus tertinggal dari Filipina, Vietnam, dan Thailand. (udn)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

00:57
01:35
01:23
02:19
03:49
15:06

Viral