- Tangkapan layar YouTube Mata Islami
Cara Menyikapi Mertua yang Sangat Benci dengan Menantu Menurut Ustaz Hilman Fauzi
Bagi Ustaz Hilman Fauzi, seorang ibu dan istri adalah keberkahan dimiliki seorang suami. Hal itu harus menjadi tugas utama bagi suami mempertahankan rezeki dalam hidupnya.
Ustaz Hilman Fauzi memahami betul suami jemaahnya menjaga hati istri. Sebagai kepala rumah tangga, suaminya tidak membiarkan kekasihnya terluka.
Suaminya harus mendapat caci maki dari pihak keluarganya. Jemaah tersebut bersalah karena merasa sebagai penghalang surga suami telah melawan ibunya.
Menurut Ustaz Hilman Fauzi, seorang suami tidak boleh melawan orang tua. Ia menganggap bagaimana pun anak laki-laki harus tetap patuh dengan ibu dan keluarganya.
"Seorang suami menafkahi istri, tapi juga seorang suami sebagai anak laki-laki dari ibunya tetap punya sisi kebaikan yang tidak boleh dilupakan," tuturnya.
Ustaz Hilman Fauzi memberikan pesan menyentuh kepada perempuan telah menjadi istri. Ia mengatakan bahwa, istri harus menahan diri jika ada mertua ingin dapat perhatian dari suaminya.
"Pelajaran pertama, seorang istri tidak boleh cemburu, tidak boleh marah kalau suami ingin berbuat baik kepada ibunya," tuturnya.
Pelajaran untuk menyikapi kedapatan mertua melukai hati menantu, sang istri sebaiknya harus bersabar. Menurutnya, cara tersebut sangat ampuh menempatkan posisi sebagai istri.
Ia mengatakan keutamaan seorang istri menahan dendam dan emosi setelah mendapat perlakuan tidak mengenakan dari mertuanya. Ia meyakini ada aliran rezeki ketika suami patuh kepada orang tuanya.
"Boleh jadi keberkahan rezeki suamimu itu didapatkan karena dia berbuat baik kepada ibunya," tegasnya.
Meski begitu, Dai kelahiran asal Garut, Jawa Barat ini mengimbau kepada semua orang tua yang memiliki menantu. Mertua tidak boleh terlalu ikut campur dengan urusan rumah tangga anaknya.
Menurutnya, orang tua selalu masuk dalam rumah tangga anaknya bisa berujung fatal. Hal ini bisa menimbulkan konflik dan berujung perceraian.
"Karena bagaimana pun anak laki-lakimu punya kewajiban, punya istri. Kalau ingin membantu, silakan," ucapnya.
Berbeda dengan ikut campur dalam memberikan manfaat kepada rumah tangga anak laki-lakinya. Ustaz Hilman Fauzi mengatakan, cara tersebut sebagai sikap yang benar.