Istri Ketahuan Selingkuh, Suami Langsung Ceraikan atau Dipertahankan dan Dibimbing? Ini Kata Buya Yahya

tvOnenews.com - Perselingkuhan dalam rumah tangga selalu menjadi ujian besar bagi pasangan suami istri. 

Tak sedikit yang langsung mengambil langkah cerai, namun ada pula yang memilih untuk bertahan demi cinta, anak, atau harapan memperbaiki hubungan. 

Lalu, bagaimana seharusnya seorang suami bersikap ketika mengetahui istrinya berselingkuh?

Buya Yahya memberikan pandangannya mengenai hal ini dalam sebuah kajiannya.

Menurutnya, pengkhianatan memang menyakitkan, namun tidak semua perselingkuhan harus berakhir dengan perpisahan. 

“Kalau ada orang punya pasangan berzina, bisa jadi dia memang kepleset, jika hati masih kuat untuk mendidik dia, maka itu jauh lebih bagus daripada dilepas tanpa didikan,” ujar Buya Yahya di kanal YouTube resminya.

Ia menegaskan bahwa rasa sakit dan kecewa itu wajar karena di dalam hubungan ada cinta dan keterikatan batin. 

Namun, ketika keduanya masih ingin memperbaiki, maka perlu dibangun kembali kepercayaan dan komitmen baru. 

“Sakit hati iya, karena ada cinta dan ada hati. Makanya harus ada komitmen baru. Ada perjanjian dan kesepakatan baru,” jelasnya.

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan bahwa memaafkan dan mendidik pasangan yang menyesal bisa menjadi pilihan terbaik. 

Namun, jika tidak ada tanda-tanda penyesalan, hubungan itu tak perlu dipaksakan. 

“Mendidik akan jauh lebih bagus, jika memang ada tanda-tanda penyesalan. Kalau tidak ada tanda-tanda penyesalan, ya tidak perlu dilanjutkan. Apalagi saling menyalahkan,” katanya.

Buya Yahya juga menekankan pentingnya sikap bijak jika memang perceraian menjadi jalan terakhir. 

“Jadi ada dua pilihan, yang pertama tentu ditolong dulu mungkin dia terpleset. Kalau suami tidak mampu, atau istri tidak kuat dan keluar marahnya, maka berpisah dengan cara yang baik, tanpa ada permusuhan, tanpa ada caci maki, tanpa menyebut kejelekannya,” tuturnya.

Pesan Buya Yahya ini menjadi pengingat bahwa setiap rumah tangga pasti menghadapi cobaan. 

Namun dalam menghadapi pengkhianatan, kebijaksanaan, ketenangan, dan keikhlasan menjadi kunci agar keputusan yang diambil membawa kebaikan, bukan hanya emosi sesaat.